Kamis, 29 Desember 2016

Kisah 'Kapten Pincang', Pimpinan Geng Korea yang Menewaskan 6 Orang Itu Pernah Beraksi di ...

 TRIBUNJATENG.COM - Polisi melumpuhkan dua dari empat pelaku perampokan yang menewaskan enam orang di rumah milik Ir Dodi Triono, di Jl Pulomas Utara, Jakarta Timur. Otak perampokan, Ramlan Butarbutar yang dijuluki 'kapten' tewas kehabisan darah setelah kakinya tertembus peluru. Sedangkan rekannya Erwin Situmorang dalam kondisi masih hidup.

Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Muhammad Iriawan mengatakan, pelaku atas nama Ramlan yang tewas merupakan pimpinan perampok rumah mewah yang sudah beroperasi sejak 2001.

"Ramlan ini sebagai pimpinan komplotan. Dia punya andil besar dalam perampokan kemarin. Dia yang masuk terlebih dulu ke dalam rumah serta yang berinisiatif menumpuk 11 korban di dalam kamar mandi pembantu," jelas Iriawan saat menggelar jumpa pers di RS Polri, Rabu (28/11) malam.

Iriawan menyebut, ada empat orang yang beraksi dalam aksi perampokan tersebut. Dua di antaranya, kini masih buron.

Ramlan sendiri pernah ditangkap jajaran Polda Jateng tahun 2010 silam karena merampok di Kota Tegal dan Solo. Ia juga merampok rumah warga Korea Selatan di Depok, tahun 2012. Karena itulah komplotan Ramlan kemudian dijuluki Geng Korea.

Ramlan dan Erwin dibekuk polisi di tempat persembunyiannya di sebuah rumah kontrakan di Jalan Kalong RT 08 RW 02 Kelurahan Bojong Rawalumbu, Kota Bekasi.

Penggerebekan dilakukan pada Rabu (28/12) pukul 14.50. Dua pelaku terpaksa dilumpuhkan dengan cara ditembak di bagian kaki karena melakukan perlawanan.

Menurut Kapolda, pelaku dalam aksinya awalnya datang dengan sebuah mobil pada Senin (26/12) pukul 14.37 dan langsung menemui salah satu sopir yang ada di rumah itu.

Dalam aksinya, pelaku membekali diri dengan senjata api dan senjata tajam. Para pelaku juga mengancam seluruh anggota keluarga.

"Pak Dodi sama seorang sopirnya awalnya tidak ada. Jadi hanya ada satu orang pria yaitu sopir rumah itu. Pelaku masuk ke semua ruangan. Mengambil beberapa barang yang ditemukan. Saat itu Pak Dodi dan salah satu sopirnya lain baru tiba dari rumah satunya lagi. Akhirnya mereka semua dimasukkan ke dalam kamar mandi dengan alasan agar mempermudah mengacak-acak isi rumah," jelas Iriawan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search