Pemuda yang dilahirkan dan dibesarkan di Mississippi itu merupakan anak bungsu dari 4 bersaudara yang semuanya merupakan lelaki. Ia memiliki teman-teman Muslim dan non-Muslim. Tidak banyak berkencan dan hanya kenal beberapa orang wanita sewaktu di tahun ke 2 di kuliahnya.
Satu wanita yang paling mencuri hatinya adalah Jaelyn Young, yang menurutnya pintar dan berpikiran terbuka, "Ia bukan hanya tertarik kepada saya. Tapi, seperti dikatakannya sebelum kami jadian, ia tertarik dengan Islam."
Mo memang dibesarkan dalam agama Islam. Ayahnya, Oda, adalah seorang imam yang berasal dari Bethlehem dan kemudian hijrah puluhan tahun lalu ke Mississippi.
Ibunya, Lisa, adalah seorang wanita yang berasal dari negara bagian New Jersey dan kemudian memeluk agama Islam. Ia membantu mendirikan Islamic Center of Mississippi di Starkville.
Baru berpacaran sebentar, Jaelyn memilih memeluk Islam sehingga mengejutkan Mo, "Orangtua sayalah yang pertama kali mengetahui bahwa ia telah memeluk Islam. Saya sedang di masjid saat itu untuk shalat. Ketika saya mengetahui ia menjadi Muslim, pikiran saya malah kosong."
Kejutan lain menyusul. Jaelyn memutuskan untuk mengenakan niqab sesuai dengan pilihannya sendiri. Niqab yang dipakai hanya menyisakan celah untuk mata, demikian menurut keluarga Mo. Namun demikian, bagi Mo, perkembangan itu dirasa terlalu cepat.
Tapi, cintanya mendalam, katanya, "Begitulah, cinta mampu…membutakan nalar, akal sehat. Saya yakin itu. Begini, tanpa cinta, saya rasa kita tidak ada di sini sekarang…"
Sebagai catatan, dinas Federal Bureau of Prisons jarang memberi akses kepada terpidana seperti Mo. Wawancara dengan CNN tersebut lebih merupakan perkecualian berdasarkan kesepakatan antara Kementrian Kehakiman, CNN, dan Mo.
Yang jelas, ucapan Mo menguak betapa dahsyatnya pengaruh propaganda daring ISIS pada kaum muda AS. Setelah berpindah agama, Jaelyn menjelajah Internet dan malah menemukan ISIS. Wanita itu menunjukan cuplikan video kepada Mo.
"Awalnya…ketika dia menjadi Muslim…ia ingin mengetahui lebih banyak…tidak jelas bagaimana dia bisa menemukannya pertama kali."
"Salah satu yang pertama saya saksikan, sebuah video tentang asal usul ISIS. Pada dasarnya bicara…perjuangan historis di Timur Tengah, lalu kemudian menjurus kepada mempersalahkan Barat."
Mo mengikuti ajakan Jaelyn, "Ketika ia menunjukkan kepada saya, saya seperti melihat ada ketegangan pada dirinya…ada amarah meluap-luap."
"Karena saya cinta padanya, saya merasakan hal yang sama hanya karena dia merasakannya."
Menurut Mo, tujuannya tidak pernah untuk ikut melakukan kekerasan, tapi sekedar membantu sesama Muslim di negara yang baru berdiri, "Ketika melihat video itu..saya merasa kelompok itu sedang membantu sesama Muslim."
Sukar dipercaya, tapi ia kemudian melakukan apa yang dilakukan kekasihnya, "Saya tahu bahwa ia tahu bahwa saya mencintainya…saya akan mengikuti apapun yang ia katakan."
Mereka mulai berkomunikasi dengan orang-orang lain yang mereka duga sebagai ISIS di Suriah. Dalam suatu kesempatan, Mo menulis, "Saya pandai dalam komputer, saya cakap untuk IT, saya bisa membantu."
2 dari 3 halaman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar