Jumat, 09 Desember 2016

Kisah Penerus Perawat "Gombloh" di Gembira Loka

YOGYAKARTA - Sejak kematian Nanang Raharjo, kini Giyanto setiap hari mengurus sendiri kuda nil yang merupakan salah satu satwa di Gembira Loka Zoo (GL Zoo), Yogyakarta. Nanang yang sebelumnya merawat kuda nil itu tewas ditembak dengan senapan angin pada Minggu, 30 Oktober 2016. Polisi pun hingga kini belum menemukan pelakunya. 

Dibalik kisah pilu tentang perawat hewan asal Afrika, Giyanto mengaku pernah bermimpi, jika koleganya itu masih merawat kuda nil  jantan yang diberinya nama 'Gombloh'. Bahkan, dalam mimpi dia mendapat bantuan dari almarhum.

BERITA REKOMENDASI


"Sepeninggal Nanang, saya sempat mimpi seolah almarhum masih terlihat membantu kerja saya di kandang kuda nil," kata Giyanto, saat ditemui di kandang kuda nil, Jumat (9/12/2016).


Warga Bantul itu pun kini harus meneruskan tugas Nanang. Setiap pagi, Giyanto membersihkan kandang mamalia tersebut. Tugas membersihkan kandang itu dimulai sekira pukul 07.00 WIB, dan diljut memberi pakan hewan tersebut.

"Yang pasti menjaga kebersihan dan memberi pakan kuda nil. Jangan sampai kandang kotor sehingga bersarang bakteri yang bisa menyebabkan kuda nil menjadi tidak nyaman," kata bapak dua anak ini.

Selain itu, Giyanto juga punya tanggung jawab mengurusi kandang tapir dan hewan pengerat kapibara. Tak hanya itu, ia pun membersihkan kandang owa, jenis kera dan  siamang atau kera hitam berlengan panjang. Kandang-kandang hewan tersebut harus selalu bersih setiap hari.

"Khusus untuk hari Sabtu dan Minggu, saat ramai pengunjung, saya membantu melayani pengunjung yang naik unta tunggang," jelasnya.

Sebelum di bagian perawatan satwa bagian mamalia, Giyanto bertugas di bagian security. Dia mengaku kurang tertantang dengan pekerjaannya sebagai satpam di kebun binatang tersebut.

"Dulu bagian satpam. Ketika disini butuh keeper (perawat satwa,red), saya melamar untuk pindah tugas di bagian mengurus hewan," kata pria yang bekerja sejak 2010 ini.

Giyanto mengaku tertarik bekerja mengurusi hewan karena di rumahnya juga memelihara ternak kambing. Dia mengaku senang memelihara hewan sejak kecil.

"Saya seneng ingon-ingon (memelihara hewan). Dulu punya sapi, tapi sekarang tinggal kambing saja di rumah," katanya. 

Giyanto sudah tampak akrab dengan kuda nil yang tiap harinya diberi pakan rumput kalanjana dan nasi jagung itu. Meski begitu, dirinya harus selalu waspada.

"Tetap harus menjaga jarak dengan Gombloh, karena bisa saja dia sewaktu-waktu bisa menyerang," katanya. 

Giyanto mengaku membersihkan kandang kuda nil tersebut saat-saat tertentu. Artinya, harus pandai dalam memperhatikan posisi penyelamatan.

"Saya kalau membersihkan kadang itu biasanaya memanfaatkan waktu ketika Gombloh masih tidur di dalam kolam," katanya.

Kuda nil itu saben hari menghabiskan rumput gajah (kalanjana) sekitar 30 kilogram. Dia mengakui kuda nil yang saat ini dirawatnya itu tidak agresif dan galak.

"Kuda nil koleksi sebelumnya cukup galak, tapi sudah lama mati akibat sakit dan usia tua," katanya.

Untuk kuda nil yang saat ini, kata dia, sedikit gampang diatur. Jika dia hendak membersihkan kandang, tapi masih ada kuda nil di daratan, cara ampuh yang biasa dipakai mengusirnya dengan menakut-nakuti menggunakan sapu lidi.

"Kalau mau menyapu kok ada Gombloh, saya takut-takuti dengan sapu supaya berendam ke air kolam, kalau yang ini agak penurut," tandasnya. (sym)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search