
TRIBUNJATENG.COM- "Duh, kok mendung lagi. Jangan hujan dong," kata Zulkarnain, warga perumahan Dinar Indah Blok 7, Kelurahan Meteseh, Tembalang yang baru saja kebanjiran.
Keluhan Zulkarnain ini seakan mewakili keluhan warga Kota Semarang lainnya yang lelah dengan banjir. Beberapa tahun belakangan, banjir masih setia menggenangi beberapa daerah di Kota Semarang. Ketika hujan mengguyur, banjir selalu datang.
Saat ditemui Tribun, beberapa warga RT 6/RW 26 itu sedang membersihkan rumah dan perabotan yang terkena banjir pada Kamis (15/12) sore.
Beberapa tampak sibuk mengeluarkan perabot hingga menyemprot kasur untuk menghilangkan lumpur.
"Sudah empat tahun saya di tinggal di sini dan delapan kali kebanjiran," kata Zulkarnain.
Pria bertubuh tambun itu becerita, banjir terakhir termasuk yang terparah. Pada hari kejadian, hujan di wilayahnya hanya gerimis. Namun, aliran Sungai Pengkol sangat deras.
Pada Kamis (15/12) sore, air sungai mendadak meluap dan menerjang rumah warga. Kejadian begitu cepat, hingga dirinya tidak sempat menyelamatkan perabotannya.
Ia menyebut tinggi air yang masuk ke rumah mencapai satu meter. Genangan air di luar rumah saat itu bahkan mencapai 1,5 meter.
"Untung masih terang, kalau malam bagaimana? Pasti anak-anak juga masih tidur," ucapnya.
Zulkarnain mengaku waswas setiap kali hujan turun, terutama pada malam hari. Ia memilih tidak tidur untuk berjaga-jaga meski harus kerja keesokan harinya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar