
Saat sekoci diturunkan, awak kapal memerintahkan, 'perempuan dan anak-anak' jadi prioritas, sebanyak 115 pria dari kelas utama dan 147 pria dari kelas 2 berdiri dan keluar dari sekoci.
John Jacob Astor, yang konon orang terkaya di dunia saat itu, mendudukkan istrinya ke sekoci, lalu melambaikan tangan perpisahan pada perempuan yang ia cintai.
Pun dengan Benjamin Guggenheim. Ia menolak naik sekoci. "Tak ada perempuan yang boleh ditinggalkan di atas kapal ini hanya karena Ben Guggenheim seorang yang pengecut," kata dia, seperti dituturkan saksi mata.
Dan ketika Albert Dick selamat, ia justru menuai cacian. Kepada cucunya, Bruce Van Norman, pria itu pernah mengisahkan kejadian mengapa ia bisa selamat.
"Kakekku menceritakan tentang jasad-jasad manusia yang mengambang -- orang-orang tewas di dalam air."
Kala itu, haluan Titanic robek akibat tabrakan dengan gunung es, menenggelamkan kapal paling mewah pada zamannya itu, dan merenggut 1.514 nyawa.
Van Norman mengisahkah, saat itu, pasangan Albert an Vera Dick baru kembali dari bulan madu di Eropa.
Van Norman mengatakan, kakek dan neneknya pada awalnya tidak mempercayai panggilan darurat untuk berkumpul di dek, hingga petugas kapal meminta mereka untuk mengungsi.
"Cuaca sangat dingin, mereka kembali ke kabin. Tapi kemudian, petugas kapal datang dan menggedor pintu."
Satu abad yang lalu, Albert kepada wartawan surat kabar, mengatakan ia dan istrinya awalnya tak mempercayai kondisi darurat bisa terjadi pada Titanic.
"Awalnya kami tidak menyadari bahwa Titanic rusak parah ... Aku tidak yakin, siapapun bakal mengira ia akan tenggelam," kata Albert.
Saat evakuasi menggunakan sekoci seadanya, Vera menolak untuk meninggalkan sisi suaminya -- meskipun ditawarkan ruang di tiga kapal penyelamat berbeda. Pengantin muda itu bertekad untuk tinggal dengan Albert, bahkan jika itu berarti mati di lautan beku Atlantik.
Albert memeluk istrinya, memohon dia untuk pergi. Tiba-tiba, mereka digiring ke sekoci.
"Itu sama dengan laki-laki yang tidak ikut dalam Perang Dunia I - mereka yang tak mati dicurigai," kata Van Norman.
Gosip beredar bahwa Albert mengenakan gaun dan menyelinap ke sekoci. Gara-gara gosip itulah ia akhirnya menjual hotelnya -- selain karena usahanya lesu, itu adalah upayanya untuk melarikan diri dari mata publik.
Mungkin Albert bukan pengecut, sejumlah kisah yang dikuak dari Titanic menyebut, para petugas kapal memerintahkan sejumlah pengantin baru untuk naik sekoci.
Namun, itu bukan satu-satunya kontroversi melibatkan pasangan Dick. Vera pernah bersaksi mendengar suara tembakan-- yang diduga untuk menghalau penumpang kelas dek yang berusaha masuk ke sekoci.
"Kami bisa melihat orang-orang melompat ke dalam air dan dapat mendengar jeritan menakutkan," kata Vera pada New York Herald.
Hidup mereka diselamatkan, tapi berubah untuk selamanya. Sampai ia meninggal pada tahun 1970, Albert harus membela haknya untuk hidup. Sementara Vera, yang tutup usia pada 1973, tak bisa melepaskan bayang-bayang Titanic.
Namun, Van Norman mengatakan, mereka saling mencintai, dan kisah mereka adalah nyata. Bukan fiksi soal Titanic.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar