Rabu, 25 Januari 2017

Kisah Hary Tanoe dari Kuliah, Bangun Usaha hingga Terjun ke Politik

BANDUNG - Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo, bersilaturahmi dengan ratusan anggota dan pengurus pusat Angkatan Muda Siliwangi (AMS) di Bandung, Jawa Barat. Ia pun berkisah perjalanan hidupnya dari masa kuliah lalu merintis usaha hingga terjun ke politik.

Hary Tanoe mengenyam pendidikan di Kanada. Pulang ke Tanah Air, ia merintis usaha dari bawah. "27 tahun yang lalu setelah S2 saya di Kanada tahun 1989 dari awal saya ingin jadi entrepreneur," katanya di sela silaturahmi, Rabu (25/1/2017).

BERITA REKOMENDASI


Hary Tanoe membuka sebuah perusaahaan kecil lalu mengembangkannya hingga besar dan terbentuk MNC Group. Selain mengurus bisnis, Hary Tanoe juga aktiv di berbagai organisasi termasuk olahraga.

"Saya aktif di futsal, tahun 93 saya di KONI dan saya juga pengasuh karate," ujar Chairman dan CEO MNC Group tersebut.

Setelah sukses membangun usaha hingga terkenal ke mancanegara, Hary Tanoe mengaku prihatin melihat keadaan bangsa Indonesia yang belum sejahtera meski sudah puluhan tahun merdeka. Ia akhirnya memutuskan untuk turun ke dunia politik.

"Saya banyak sekali kegiatannya terus banyak orang tanya, sudah repot-repot gitu kok masuk politik? Itu pertanyaan wajar. MNC Group sudah sangat menguntungkan, tapi kenapa sangat aktif di politik? Bagaimana bagi waktu? saya tidak bagi waktu, saya menambah jam kerja, jadi saya mulai kerja dari subuh dan beres jam 1 setengah 2 (malam)," katanya.

Menurut Hary Tanoe, semua negara bercita-cita untuk lebih makmur. NKRI dibentuk untuk menciptakan masyarakat yang merdeka menuju kemakmuran.

Namun, sudah 70 tahun lebih merdeka, Indonesia dinilai belum makmur rakyatnya. "Kemakmuran itu terwujud jika jadi negara maju," ucapnya.

 

Hary Tanoe mengatakan banyak masalah lainnya yang belum terselesaikan di Indonesia, seperti narkoba, masalah hukum, dan lain-lainnya. "Tapi apakah jika hal ini diperbaiki bisa membuat Indonesia maju? Belum tentu," katanya.

Menurutnya, pemasalahan yang sebenarnya karena penyebaran ekonomi tidak merata. Hal tersebut disebabkan, akibat terlalu cepat masuk ke pasar bebas, disaat masyarakat belum siap. Jadi pertumbuhan ekonomi terpusat pada kelompok tertentu.

"Kalau bicara kepentingan nasional, akibatnya apa? pilar-pilar ekonomi kita rapuh, ibaratnya kalau MNC Group itu banyak, tapi yang kuat hanya dua atau tiga perusahaan, tidak mungkin kita akan kuat karena harus menyangga yang lain. Itu adalah gambaran Indonesia saat ini," tuturnya.

Menurut dia, pasar bebas menyebabkan kesenjangan sosial. Orang kaya makin kaya, yang tidak mapan akan makin ketinggalan jadinya,

Indonesia pernah dijuluki Macan Asia karena dulu produktif.

"Sekarang kita tidak seperti itu, tapi bergeser ke konsumtif, ini akibat generasi muda yang tumbuh pesat tidak diimbangi dengan tingkat pendidikan, penciptaan lapangan kerja yang cukup," ucapnya.

Selama pemberi kerja lebih sedikit dari yang cari kerja, gaji tidak akan pernah naik.

"Terlebih penumbuhan jumlah penduduk Indonesia pesat, tidak terbayang nanti beberapa tahun ke depan banyak yang nganggur, jadi permasalahan struktural terkait kemajuan bangsa Indonesia, kita saat ini masih besar di masalah kesenjangan sosial, pendidikan dan lapangan kerja. jika tidak dibenahi makin lama makin terpuruk," katanya.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search