
BANGKAPOS.COM-- Beberapa tahun yang lalu tersiar berita, Phoolan Devi, mantan Ratu Bandit India, menolak tawaran menjadi anggota parlemen di negara bagian Uttar Pradesh.
Wanita yang pada masanya pernah menjadi buah bibir India, bahkan dunia ini, telah menerbitkan memoar. I Phoolan Devi (Little Brown And Company, 1996) menuturkan kehidupan macam apa yang membentuknya menjadi seorang "monster".
"Saya tak menganggap diri sebagai orang baik, tapi saya tidak pula seburuk dugaan orang." Demikianlah pengakuan Ratu Bandit India, Phoolan Devi, dalam bukunya, I, Phoolan Devi.
Perbedaan baik-buruk memang kemudian amat sulit dibedakan dalam tindak tanduk Phoolan. Seolah-olah dirinya menjadi simbol sintetis dua kekuatan yang bertentangan.
Di satu pihak, ia dikejar-kejar sebagai penjahat tapi di lain pihak, dipuja sebagai pembela keadilan dan kebenaran bagi si miskin. Memang, ia membagi hasil kejahatannya untuk membantu kaum miskin. Petualangannya menginspirasikan lahirnya sejumlah buku dan film.
Nama Phoolan Devi mencuat terkenal ketika Februari 1981 ia dijuluki Ratu Bandit India dalam usia 24 tahun. Ia dituduh telah melakukan sekitar 48 tindak kejahatan besar seperti penculikan, perampokan, dan pembunuhan.
Kegagalan polisi menangkapnya semakin membuat namanya melegenda di dunia kejahatan. Operasi pengejaran yang dilakukan secara besar-besaran melibatkan ratusan polisi tiga negara bagian, Uttar Pradesh, Madhya Pradesh, dan Rajastan, tak membawa hasil.
Kasus yang paling menggemparkan adalah pembantaian yang dilakukan gerombolan Phoolan atas 22 anggota kasta tinggi pada hari Valentine di tepi kali Desa Behmai, kawasan Uttar Pradesh.
Masyarakat geger, sampai chief minister Uttar Pradesh mundur lantaran peristiwa itu. Padahal, menurut versi Phoolan, ia tidak ikutan karena saat itu sedang mengejar geng penjahat Shri Ram ke luar desa bersama kepala geng lain, Baba Mustakim.
Mencari Tuhan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar