Kamis, 09 Maret 2017

Kisah Ansori, Polisi yang Diarak Naik Kuda Bak Raja

Jakarta - Tahun 2014 lalu, Ansori hanyalah remaja lugu yang baru tamat Sekolah Menengah Atas (SMA). Tetapi kini, Ansori pemuda asal Desa Lembung Timur, Kecamatan Lenteng, Kabupaten Sumenep, itu telah menjadi polisi yang membanggakan keluarga serta warga kampungnya.

Ansori mengikuti tes Bintara Tahun Ajaran 2017 di Polda Jawa Timur. Ia tidak menyangka, ternyata lulus tes. Setelah lulus, Ansori mengikuti pendidikan selama 7 bulan sejak Agustus 2016-Maret 2017 sampai akhirnya dilantik pada 7 Maret lalu.

Kelulusan Ansori itu disambut gembira oleh orang tua dan warga kampung halamannya. Pada Rabu (7/3) kemarin, Ansori mendapatkan cuti dan pulang ke kampung halamannya. Ia disambut bak raja di kampungnya atas kelulusannya itu. Bahkan Kepala Desa Latif pun turut menyambutnya dengan hangat.

Ansori diarak warga kampung dengan seekor kuda. Warga kampung juga mengundang drum band untuk menyambut kedatangannya. Sebuah spanduk bertuliskan "Selamat Datang Bripda Ansori" lengkap dengan gambar dirinya, menyambut kepulangannya ke kampung halamannya itu.

Warga kemudian mempersilakan Ansori yang masih mengenakan seragam Polri itu menaiki kuda. Ia kemudian diarak keliling kampung oleh warga. Warga mengerumuninya dan menyalaminya, mengucapkan selamat atas kelulusannya.

"Dua hari sebelum pelantikan saya memang sudah dikasih tahu kalau mau diarak naik kuda. Ya itu sebagai bentuk dukungan masyarakat dan orangtua, masyarakat yang memberikan penyambutan itu," tutur Ansori saat berbincang dengan detikcom, Kamis (9/3/2017).

Tak sampai di situ saja, orang tua dan warga kampungnya menggelar syukuran. Nanti malam, akan ada pengajian di rumah Ansori sebagai bentuk ungkapan rasa syukur atas kelulusan Ansori menjadi polisi.

Ansori tidak menyangka, penyambutan warga begitu meriahnya. Ansori seperti raja sehari kala itu. Padahal dulu saat ikut tes, Ansori hanya bernazar untuk menggelar syukuran kecil-kecilan kalau lulus tes.

"Saya tidak menyangka warga kampung saya begitu menghormati saya sebagai polisi dan mereka bangga," tutur Ansori dengan nada merendah.

Ansori adalah anak pertama dari pasangan Ibu Pusani (49) dan Bapak Mochsirar (49). Kedua orang tuanya tidak bisa berbahasa Indonesia. Orang tua Ansori adalah petani. Orang tuanya begitu bangga Ansori bisa menjadi seorang polisi.

"Iya orang tua saya, mereka sangat senang saya jadi polisi. Kakak-kakak tiri saya tidak ada yang jadi polisi," ungkapnya.

Bukan hanya orang tua, warga kampungnya pun turut senang. Mereka juga bangga, ada warganya yang bisa menjadi seorang polisi.

"Di kampung baru satu-satunya saya yang jadi polisi," kata dia.

Ansori: Saya Tak Bayar Sepeser pun Jadi Polisi

Sejak kecil, Ansori memang bercita-cita menjadi polisi. Makanya, begitu lulus SMA, Ansori mencoba tes Bintara. Tetapi Ansori baru bisa ikut tes pada tahun 2016.

Siapa sangka, ternyata dia bisa lulus tes itu. Ia tidak menyogok untuk menjadi anggota Polri. Pencapaiannya menjadi polisi itu dibayar mahal dengan keuletan dan kegigihannya belajar serta latihan fisik.

"Orang tua saya orang biasa, mereka petani. Saya tidak bayar sepeser pun buat jadi polisi," ujarnya.

Ansori juga mengikuti pendidikan selama 7 bulan di Pusdik Sabhara Porong, Sidoarjo. Selama pendidikan itu, ia mendapatkan pengalaman berharga. Selain kedisiplinan, Ansori juga mendapatkan ilmu tentang kepolisian sebagai bekalnya untuk menjadi pengabdi negara.

"Waktu pendidikan ya dikasih materi pendidikan berbagai macam, kesempatan, pendidikan teori sampai pembinaan fisik dan mental," cetusnya.

Selama pendidikan itu, ia diasuh dengan keras. Tiga hari pertama saat mengikuti pendidikan, Ansori merasa tidak kerasa. Dan rindu kampung halamannya. Namun selepas itu, ia mulai terbiasa.

"Ya biasa kalau pengasuh galak, namanya juga mendidik. Semua masih batas normal, dan saya senang selama pendidikan karena banyak teman baru dan pengalaman berharga," lanjut dia.

Kisah Ansori, Polisi yang Diarak Naik Kuda Bak RajaFoto: Ansori disambut bagai raja di kampungnya (ist)

Bangga Jadi Polisi

Menjadi polisi menjadi satu kebanggaan tersendiri bagi Ansori. Betapa tidak, cita-citanya sejak kecil itu akhirnya terwujud sudah. Kini, Ansori adalah pria dengan seragam Polri.

Dulu, di benak pikiran Ansori, menjadi seorang polisi itu 'keren', melayani dan melindungi masyarakat, pembasmi kejahatan. Setelah mendapatkan penempatan, Ansori sangat ingin menjadi anggota reserse.

"Saya pengennya, kalau boleh memilih di reserse atau intel. Keren, bisa nangkap penjahat," ucap Ansori sambil tertawa kecil.

Ansori sadar, polisi sering kali dicap buruk. Tetapi menurut Ansori, itu adalah ulah oknum semata. Ansori pun bertekad untuk menjadi polisi yang jujur dan baik. Ia tidak ingin mengecewakan warga kampungnya dan juga institusi Polri.

"Insya Allah saya akan menjalankan amanah sebagai anggota polisi yang baik, yang bisa dicintai masyarakat," imbuhnya.

Tugas-tugas kepolisian kini menanti Ansori. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada Kapolri Jenderal Tito Karnavian dan Kapusdik Sabhara Porong Kombes Pol Ahmad Fachrul Zaman.

"Terima kasih Pak Kapolri, terlebih Pak Kapusdik yang telah mendidik saya selama tujuh bulan. Insya Allah saya dapat menjalankan tugas sebagai anggota polisi dengan baik dan tidak arogan," tutup Ansori.

(mei/rvk)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search