Denny mengaku sangat bangga karena bisa tampil dalam acara tersebut. Ia bersama para penarinya memperlihatkan zapin dengan alunan musik gambus.
"Ada dua titik di dalam Istana Bogor, satu di luar dengan 40 penari dan pemusik untuk mengantar pada saat menanam pohon," kisahnya saat ditemui di Trans TV, Jalan Kapten Tendean, Jakarta Selatan, Jumat (3/3/2017).
Karena turun hujan, penampilan mereka dihentikan. Namun, akhirnya mereka kembali bisa tampil saat jamuan makan malam.
"Nah, yang buat tanam pohon tadi dipindahkan lokasinya ke bagian depan. Kita tetap perform, hanya saja untuk mengiringi Raja Salman meninggalkan istana," tuturnya.
Sebagai koreografer, Denny mengaku sangat bangga bisa ikut ambil bagian dalam serangkaian acara tersebut. Jarak antara dirinya dengan sang raja juga begitu dekat sehingga membuatnya sedikit grogi.
Denny semakin bangga ketika Presiden Joko Widodo dan para tamu memberikan tepuk tangan setelah penampilan mereka.
"Applause bagus, lancar, berarti para tamu senang dan senyum. Pak Jokowi ekspresi sambil senyum, takutnya tidak berkenan, tapi tepuk tangan dan sambutannya bagus. Namanya seniman kalau untuk acara komersil mah biasa, ini buat negara, jadi berasa duta kita," tuturnya.
Denny juga menceritakan awal mula perkenalannya dengan Jokowi. Ia mengaku kenal sejak Sea Games karena diminta untuk tampil di sana, ketika itu Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta.
"Dia pegang kebudayaan, nah paling besar saya percaya sebagai koreo untuk Asian Games di Seoul," kisahnya.
Malah, ia juga sudah mendapatkan tawaran baru dari negara untuk menyambut kedatangan Presiden Afrika Selatan di Istana Merdeka.
"Kalau secara anggaran kan dibayar negara dan mereka punya platform, nggak bisa lebih dari itu. Tapi buat negara itu kita nggak mikir bayaran, karena nggak setiap tahun bisa atau didapatkan semua orang. Kalau di televisi kan nggak masalah, punya pengalaman emosi," ujarnya.
(nu2/nu2)
PhotoGallery
Tidak ada komentar:
Posting Komentar