
TRIBUNJATENG.COM- Demo besar-besaran sopir angkot memprotes keberadaan angkutan umum berbasis online terjadi di sejumlah daerah baru-baru ini.
Aksi anarkis yang diduga dilakukan sopir angkot juga dikabarkan terjadi di beberapa tempat.
Di balik berita demo besar-besaran itu, tersimpan cerita menyedihkan dari keluarga sopir angkot konvensional.
Jumlah penumpang turun drastis, sehingga berpengaruh terhadap pendapatan keluarga.
Mirisnya kehidupan sopir angkot saat ini terungkap dari curahan hati (curhat) yang ditulis Elis Ratna melalui akun Facebooknya, Kamis (9/3/2017). Elis merupakan istri sopir angkot di Bandung, Jawa Barat.
Ia juga merupakan penggagas angkot pustaka, yakni baca buku gratis di angkot.
Di curhatannya Elis mengungkapkan, demo sopir angkot yang terjadi akhir-akhir ini merupakan upaya untuk mengungkapkan isi hati mereka.
Sejak angkutan umum berbasis online hadir, pendapatan angkot turun drastis. Padahal, sopir juga memiliki keluarga yang harus dipenuhi kebutuhannya.
Bila penumpang mengeluh sopir berhenti menunggu penumpang terlalu lama, itu juga karena mereka harus mempertimbangkan pendapatan untuk setoran mobil, bensin dan keluarga di rumah.
Belum lagi soal penumpang yang terkadang menawar lebih murah dari tarif yang ditetapkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar