Jumat, 10 Maret 2017

Kisah Sulitnya Petugas PPS Mendata Pemilih di Apartemen Kalibata City

Laporan Wartawan Wartakotalive.com, Faizal Rapsanjani

WARTA KOTA, PANCORAN - Sulitnya akses mendata pemilih di Pilkada DKI Jakarta 2017, dirasakan oleh panitia pemungutan suara (PPS) Kelurahan Rawajati, Jakarta Selatan.

"Kita masalah pendataan cuma di Kalibata City aja kok. Sulit aksesnya. Kita harus lewat security, berapa lama dia mau nemenin kita, dia enggak dibayar juga," kata Ketua PPS Rawajati Mohammad Eduard, di Kelurahan Rawajati, Pancoran, Jakarta Selatan, Jumat (10/3/2017).

Eduard dan petugas PPS lainya mengaku pernah ditegur, saat hendak melakukan pencocokan dan penelitian (coklit) pemutakhiran data pemilih.

"Kita sampai ditegur karena waktu sudah kemalaman, padahal itu jam sembilan (21.00). Kita baru bisa melakukan itu kan abis magrib, kalau siang mereka kan (penghuni apartemen) enggak ada," ungkapnya.

Apartemen Kalibata City memiliki 18 rower. Masing-masing tower terdiri dari 800 unit. Hal tersebut menjadi alasan petugas tak mampu mendata semua warga.

"Pas pencoblosan ada yang protes. Manusia mah kan nyalahin orang mulu. Kan pemilih kita kadang kala manja, giliran enggak terdaftar rame," ujar Eduard.

"Padahal kan bisa dilihat situs web namanya ada atau tidak. Kalau enggak ada bisa daftar. Saya kan enggak tahu kalau warga enggak terdaftar," keluhnya.

Dari data yang dihimpun Warta Kota, warga Rawajati yang mendaftar sebagai pemilih baru di putaran kedua saat ini berjumlah 130 orang.

Untuk Daftar Pemilih Tetap (DPT) ada 17.569 orang, dan Daftar Pemilih tambahan (DPTb) total 520. Khusus Kalibata City berjumlah 140 orang yang terdata di putaran pertama.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search