Laporan Wartawan Tribun Timur, Alfian
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR- Wanita separuh baya ini tiap harinya berkutat dengan urusan anak usia dini penderita kanker. Ia sejak pagi hingga malam hari tak henti-hentinya mencurahkan perhatiannya bagi anak-anak tersebut.
Mulai urusan obat, makanan, popok dan belajar mengajar harus ia pastikan diterima baik oleh anak-anak yang menempati Rumah Singgah Yayasan Kasih Anak Kanker Indonesia (YKAKI) Makassar.
Baca: Yuk, Doakan dan Semangati Mereka yang Terkena Penyakit Kanker
Bertindak sebagai Koordinator Rumah Singgah YKAKI Makassar, Indryana AS, telah mengabdikan diri sebagai pejuang Kanker sejak tahun 2014 lalu. Bersamaan dengan didirikannya Rumah Singgah YKAKI. Indriyana yang saat ini berusia 56 tahun akrab disapa Ibu Indri oleh anak-anak beserta para voulintir yang mengabdi di Rumah Singgah.
Obrolan panjang seputar aktifitas Rumah Singgah dan pengenalan penyakit kanker pun disampaikan oleh Ibu Indri dengan penuh semangat. Saat memasuki sesi pengalaman awalnya terlibat di Rumah Singgah YKAKI ia pun mulai melambatkan nada bicaranya. Tampak beberapa kali ia menarik nafas panjang, wajahnya memerah dan tampak pula matanya mulai berair.
Ia menceritakan, memilih jalan sebagai pejuang kanker diawali dengan tekad yang bulat. Indriyana mengakui bahwa awal dari keprihatinannya dengan penyakit kanker yang diderita anak-anak sejak anak sulungnya yakni, Indrisari Munardi, meninggal akibat Kanker Darah atau Leukeumia pada 15 November 2011 lalu.
Anak pertamanya dari lima bersaudara itu meninggal di usia 24 tahun. Ibu Indri menceritakan bahwa hingga usia dewasa tak seorang pun yang mengetahui bahwa anaknya itu menderita Leukeumia termasuk dirinya. Ia baru mengetahui setelah Indirasari mengalami kecelakaan tertabrak sepeda motor.
Saat dilakukan operasi penyelamatan, diketahui bahwa anak sulungnya itu menderita Leukeumia dari hasil pemeriksaan dokter. Ia pun tak terselamatkan sebab tak stabilnya darah yang dimiliki oleh Indira.
"Sampai ia umur 24 tahun tidak saya ketahui bahwa ia menderita Leukeumia, tapi memang ia sering mengalami sakit kepala dan mimisan, persoalannya kan saya cuma punya pengetahuan awam belum lagi almarhum enggan melakukan check up," ungkapnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar