Selasa, 07 Maret 2017

Kisah Anak Buruh Pemanjat Kelapa asal Minsel yang Berhasil Jadi Polisi

Laporan Wartawan Tribun Manado Nielton Durado

TRIBUNMANADO.CO.ID, MANADO - Tanggal 5 Agustus tahun 2016, merupakan hari yang tak akan pernah di lupakan oleh Pasangan suami-istri Soli Schalwyk dan Olha Saday. Pasalnya pada tanggal inilah anak kedua mereka Hizkia Schalwyk dinyatakan lulus sebagai seorang polisi dan bakal segera masuk dalam pendidikan.

Bagi sebagian orang mungkin pengumuman ini adalah hal yang lumrah, namun bagi pasutri ini pengumuman tersebut menjadi kado terindah dalam hidup mereka.

"Sempat tidak percaya waktu anak saya menelpon dan bilang kalau dirinya lulusan pada seleksi Polri tahun lalu," ucap sang ibu, Selasa (7/3) di Sekolah Polisi Negara (SPN) Karombasan sore tadi.

Olha yang merupakan warga Pakuure, kecamatan Tengah Minahasa Selatan ini, mengaku latar belakang pekerjaan suami sempat membuat ia pesimis tentang seleksi yang diikuti sang anak.

"Suami saya hanya seorang pemanjat kelapa, pekerjaan itupun gajinya tidak menetap hanya tergantung pesanan orang saja," aku dirinya.

Setiap bulannya sang suami hanya mendapatkan gaji berkisah Rp 700 ribu hingga Rp 1 Juta namun itu kalau ada di musim panen.

"Saya sempat tanya ke Hizkia kalau serius ingin jadi polisi? Dia bilang serius sekali, berkat perkataan itulah saya kemudian percaya untuk melanjutkan proses seleksi dirinya," urai ibu yang saat ini sudah berusia 49 tahun itu.

Sementara itu, ketika Hizkia mengikuti tes Polri sang ayah kemudian memutuskan untuk mengambil pekerjaan apapun guna membantu perjuangan sang anak.

"Saya ke sana , ke mari mencari pekerjaan mulai dari panjat kelapa hingga memotong rumput kebun orang, asalkan anak saya bisa jadi polisi dulu," ucap sang ayah.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search