TIGA tahun berlalu, misteri hilangnya pesawat Malaysia Airlines MH370 belum terpecahkan. Pesawat dengan rute Kuala Lumpur-Beijing itu mengangkut 239 kru dan penumpang.
Diwartakan South China Morning Post, Rabu (8/3/2017), tujuh di antara penumpang Malaysia Airlines MH370 masih anak-anak, bahkan yang termuda baru berusia dua tahun. Sedangkan korban tertua berusia 79 tahun berkewarganegaraan China. Di antara para penumpang itu ada istri, suami, anak, kakek, nenek, teman dan orang terkasih.
BERITA REKOMENDASI
Pencarian besar-besaran pesawat Malaysia Airlines MH370 pun berlangsung sejak dinyatakan hilang 8 Maret 2014. Namun, tim gabungan Pemerintah Malaysia, China dan Australia akhirnya menyerah. Pencarian mereka hentikan karena tidak menemukan petunjuk signifikan tentang keberadaan pesawat nahas tersebut.
Salah satu fakta dalam masa pencarian adalah keberadaan dua penumpang yang memakai paspor palsu untuk terbang dengan Malaysia Airlines MH370. Informasi ini sontak menimbulkan kecurigaan akan kemungkinan teror terkait hilangnya Malaysia Airlines MH370. Namun, teori tersebut dibantah keras Otoritas Malaysia begitu identitas sang pemegang paspor palsu diketahui.
Dua penumpang Malaysia Airlines MH370 memakai paspor curian yaitu paspor Italia milik Luigi Maraldi dan paspor Austria milik Christian Kozel. Ternyata, kedua penumpang itu adalah pemuda Iran yang bermaksud mencari kehidupan baru di Eropa, jauh dari rumah.
Pouria Nour Mohammad Mehrdad (18) berharap dapat berkumpul dengan ibunya di Jerman. Ia memilih rute penerbangan panjang dan berbelit-belit; dari Iran ke Kuala Lumpur, lalu transit di Beijing menuju Amsterdam untuk kemudian mendarat di Frankfurt.
"Sang ibu menunggu kedatangannya," ujar petugas, mengonfirmasi bahwa si ibu berkoordinasi dengan pihak berwenang.
Ratusan komentar pun ditinggalkan di laman Facebook-nya. Dua pekan sebelum terbang dengan Malaysia Airlines MH370, Mehrdad memasang status "amat bersemangat" menjelang kedatangannya ke Kuala Lumpur dari Karaj, Iran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar