Rabu, 12 April 2017

Kisah Putra Altar yang Menjadi Anggota ISIS

Tetapi, 20 tahun kemudian, Michael mengubah namanya menjadi Younnes, mengganti agamanya menjadi Islam dan menukar kehidupannya yang nyaman di Belgia untuk bergabung dengan ISIS dan berperang di Syria.

Michael sudah kembali ke Belgia. Namun, dia tetap menunjukkan dukungan ideologi grup militan sadis tersebut. Dia juga berharap bisa kembali ke ISIS. "Saya menyesal pulang. Saya ingin hidup di bawah kalifat," ujar lelaki 28 tahun itu.

Saat diwawancarai CNN, Michael mengenakan hooded sweatshirt, sneakers, dan jeans yang dipotong sebatas mata kaki. Namun, meski dia menyangkal kewarganegaraannya dengan mengatakan, "Saya bukan orang Belgia, saya Muslim," dan berharap demokrasi Barat diganti hukum syariah yang ketat serta kembali menjadi anggota ISIS, Michael masih berharap uang bantuan dari pemerintah Belgia.

Apakah ini wajah baru ekstrimis Islam di Barat? Michael sendiri lahir dari keluarga kulit putih kelas menengah di Belgia dan dibaptis sebagai Katolik. "Kami pergi ke gereja setiap Minggu," kenangnya. Dia bahkan terpilih sebagai putra altar.

Namun kehidupan berubah setelah orang tuanya bercerai, ibunya menjadi pencandu alkohol, dan konsisi ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) yang semakin memburuk, Michael berubah menjadi anak bermasalah. "Anda akan mencari identitas sendiri seperti orang lain di dunia," katanya mengenang masa remajanya.

Saat usia 16 tahun, dia membaca buku The Way of the Muslim. Dan itu mengubahnya. "Buku itu mengatakan Islam menawarkan mengenai tujuan dan struktur. Ada hukum ketat dan pelajaran moral," ulasnya. Dan, Michael mengubah namanya Younnes, dari kata Arab yang berarti merpati.

Dari sana, perjalanan Michael bermula. Dia mulai mengenal komunitas Muslim Belgia dan masuk kelompok kecil fundamental Islam. Setelah beberapa waktu, Michael pun menjadi radikal. Dia bahkan menamai salah seorang anak lelakinya Osama bin Laden.

Dia juga masuk Sharia4Belgium, grup radikal yang sudah dilarang oleh otoritas Belgia. Ini adalah salah satu grup yang menjadi pipa membawa anak muda Belgia untuk pergi ke Syria dan bergabung dengan kelompok militan seperti ISIS. "Pergi ke Syria adalah jawaban atas doa-doa saya. Akhirnya ada tempat di bumi yang kami bisa menjadi muslim 100 persen," ulasnya.

Michael pun memilih ISIS, kelompok paling sadis dan kasar dari berbagai grup militan lain. Dia menyangkal ISIS melakukan tindakan barbar. "Di sana adalah zona perang. Itu normal. Orang ya pasti mati," kata Michael yang mengaku tidak pernah membunuh seorang pun selama berada di Syria.

Tetapi, hanya dua bulan dia di Syria. Dia balik ke Belgia dengan alasan ingin bersama istrinya. Sesampainya di Belgia, Michael ditangkap bersama anggota Sharia4Belgium lain dan mendapatkan tuntutan bergabung bersama kelompok teroris.

Selama dua bulan dia dipenjara sampai putusan pengadilan menjatuhkan hukuman tiga tahun kepadanya. Michael sudah bebas dan dia mendapatkan bantuan kehidupan dari pemerintah sebesar USD 500 (setara Rp 6,7 juta) per bulan. 

"Pemerintah harus membayar saya agar saya bisa tetap berada di Belgia," kata lelaki yang mendapatkan tuntutan dari istrinya pada Maret 2017 karena melakukan kekerasan rumah tangga itu. (CNN/tia)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search