Senin, 03 April 2017

Kisah Seru AKBP Suhermanto, Polisi Berjuluk Spesialis Penciduk Artis Narkoba

Berita Terkait

Dunia artis dihebohkan dengan tertangkapnya Ridho Rhoma oleh anggota Satuan Narkoba Polres Metro Jakarta Barat, ‎Sabtu (25/3). Ridho kedapatan membawa sabu-sabu. Di balik penangkapan Ridho, ada sosok perwira polisi yang dinekanl spesialis meringkus artis tersandung narkoba.

GUGUN GUMILAR

MOBIL Honda Civic hitam itu baru sampai di parkiran hotel Ibis di Jalan Daan Mogot, Jakarta Barat, sekitar pukul 03.50. Di pagi buta itu, seseorang berkaus biru bercelana jeans panjang ke luar dari mobil tersebut. Tak lama pria berjanggut itu menuju‎ lift dan selanjutnya ke lobi hotel untuk chek-in.

Di saat bersamaan beberapa anggota berpakaian preman menghampiri pria berjanggut itu.‎ "Mas, kami dari anggota kepolisian, bisa ikut kami sebentar," kata salah seorang anggota polisi kepada pria berjanggut. Pria itu pun menuruti perkataan anggota polisi tersebut.

‎Pria berjanggut dan anggota polisi pun menuju tempat parkir di mana mobil Honda Civic hitam itu terparkir. Polisi mulai menggeledah isi mobil tersebut. Hasilnya, anggota menemukan 0,7 gram sabu-sabu sisa pakai. Sabu-sabu itu disimpan di jok depan kiri di dalam paper bag coklat.

Ya, pria berjanggut pemilik mobil Honda Civic hitam itu adalah Muhammad Ridho alias Ridho Rhoma. Anak dari raja dangdut Rhoma Irama. ‎Ridho sudah menjadi target operasi polisi sejak Februari. Jadi, ketika informasi sudah akurat, polisi langsung melakukan penggeledahan terhadap pria 28 tahun tersebut.

"Saya nggak berani menangkap seseorang jika informasinya tidak akurat. Makanya pas Ridho ini informasinya sudah akurat banget," kata Kasatnarkoba Polres Metro Jakarta Barat AKBP Suhermanto saat ditemui di ruang kerjanya, Kamis (30/3).

Akpol lulusan tahun 2000 ini menjelaskan‎, sebelum Ridho diamankan di hotel Ibis, terlebih dulu pada Jumat malam (24/3) Ridho sudah mengkonsumsi sabu-sabu di apartemen M. Sopian alias Ian di daerah Tamhrin, Jakarta Pusat.‎ Usai mengamankan Ridho, pengembangan pun berlanjut dan polisi meringkus Ian di apartemennya pada Sabtu (25/3) sekitar pukul 09.00.

Dari hasil pemeriksaan, Ridho mendapatkan sabu-sabu dari Ian yang mengambil sabu-sabu itu dari bandar berinisial D warga Tanjung Duren, Jakarta Barat. "Inisial D ini dalam pengejaran kami, dia bandarnya," jelasnya.

‎Suhermanto menambahkan, Ridho terlibat memakai narkoba sejak 2014, namun sempat berhenti. Setelah itu pada 2015 dia kembali memakai narkoba. Barang haram itu didapat dari Ian yang Ridho kenal beberapa tahun lalu. Ian ini, kata Suhermanto, memiliki jalur ke bandar narkoba, oleh karena itu Ridho meminta Ian untuk membeli sabu-sabu.

Ridho adalah salah satu dari enam artis yang ditangkap oleh Suhermanto karena terlibat pemakaian narkotika jenis sabu-sabu. Awal mula rutinnya pria kelahiran Medan, 12 Februari 1979 ini meringkus artis, saat dia menjadi Kanit III Satnarkoba Polres Metro Jakarta Barat pada 2010.

‎Selasa malam pada 20 Juli 2010, Suhermanto mendapatkan informasi dari anggotanya kalau di bilangan Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, akan ada transaksi narkoba. Anggota yang dipimpin Suhermanto ini pun menunggu kedatangan mobil seorang bandar. Waktu itu petugas di depan Plaza Slipi. Kebetulan mobil yang dikendarai bandar narkoba datang dari arah Cawang ke Slipi.

Setelah satu jam menunggu, mobil Suzuki Vitara yang jadi target operasi polisi melintas. Polisi pun mulai membuntuti mobil tersebut. Namun, saat dibuntuti mobil bandar tersebut mengetahui keberadaan polisi. Bandar narkoba itu pun melarikan diri dengan tancap gas. Petugas pun tak mau kalah meningkatkan kecepatan mobilnya.

Aksi kejar-kejaran pun terjadi. Polisi sempat membuang tembakan peringatan ke atas, tapi sopir Suzuki Vitara terus melaju kencang. Sesampinya di lampu merah Tomang, mobil bandar itu putar balik ke Jalan S. Parman atau mengarah ke Mapolres Metro Jakbar.

"Saya sempat ingin menembak mobil bandar itu, tapi suasana lagi ramai, macet," jelas Suhermanto. Saat jalanan macet dan mobil bandar terpojok, Suhermanto dan anggotanya langsung turun dari mobil polisi dan mengepung mobil bandar tersebut.

Saat mobil itu digeledah, Suhermanto kaget, ternyata di dalam mobil itu Revaldo Fifaldi Surya Permana‎. Salah seorang aktris ibu kota. Polisi menemukan 50 gram sabu-sabu di dalam mobil Revaldo. "Saya juga nggak tahu kalau di dalam mobil dan kejar-kejaran dengan anggota itu Revaldo. Tahunya saat kami kepung mobil yang dia pakai," ucap Suhermanto.

Menurutnya, ‎artis yang bermain di film 30 Hari Mencari Cinta ini kecanduan terhadap sabu-sabu cukup parah. Waktu itu, kata Suhermanto, kepopularitasan artis yang biasa disapa Aldo ini sudah menurun, perekonomiannya juga sulit, mental jatuh dan akhirnya lari ke narkoba.

Kata Suhermanto, saat dilakukan penangkapan, peran Aldo hanya kurir dan ingin mengantarkan narkoba ke pembeli. "Jadi Revaldo ini kurir. Jika berhasil mengantarkan sabu-sabu itu ke pembeli, sebagai imbalannya bandar itu bukan memberikan uang, tapi sabu-sabu ke Aldo‎ untuk dipakai," jelasnya.

Satu bulan dari penangkapan Revaldo, di tahun yang sama, Suhermanto juga menciduk adik dari artis Ayu Azhari, Ibrahim Salahuddin alias Ibra Azhari. ‎Ibra diringkus di Jalan Sunset, Seminyak, Denpasar, Bali, pada Selasa 24 Agustus 2010.

Perwira pemilik dua melati di pundaknya ini menjelaskan, Ibra ditangkap bersama seorang perempun berinisial MA di depan pom bensin di Bali. Dari tangan Ibra, polisi menyita barang bukti‎ sabu-sabu seberat 5 gram. Penangkapan aktor panas Indonesia ini berawal dari kecurigaan Suhermanto terhadap paket kiriman di sebuah perusahan pengiriman paket di Jakbar.

"Setelah kami buka, ternyata paket itu isinya sabu-sabu seberat 5 gram," jelasnya. Mengetahui hal itu, pihaknya pun langsung melakukan penyidikan‎ dan melakukan penjebakan terhadap si pengirim paket tersebut. "Jadi, sabu-sabu ini asalnya dari Bali yang dikirimkan ke seseorang di wilayah Jakbar," ucap Suhermanto.

Suhermanto pun langsung melakukan penyelidikan dan membawa kembali paket itu ke tempat awal perusahaan pengiriman barang di Bali. ‎Polisi pun menghubungi Ibra yang merupakan pemilik barang tersebut untuk datang ke lokasi yang sudah ditentukan. "Saat itu kami menyamar dan mengaku si penerima barang untuk komplain dan Ibra pun menyetujui untuk bertemu kami," ucapnya.

Saat pake‎t akan diambil oleh Ibra dan MA, di saat itulah polisi menciduk keduanya dan langsung dibawa ke Jakarta untuk pemeriksaan. "Ibra ini bukan hanya pecandu, tapi dia juga mengedarkan dan menjual sabu-sabu. Ketergantungan kepada narkoba pun sudah parah," beber perwira yang pernah menjabat sebagai Kasatnarkoba Polrestabes Bandung ini.

‎Perburuan artis tak berhenti di situ saja. Pada 11 Oktober 2012, sekitar pukul 17.00 dengan mengendarai Honda Jazz merah B 1864 POP yang dikendarai model seksi Novi Amelia menabrak tujuh orang dan dua di antaranya anggota polisi di kawasan Taman Sari, Jakarta Barat. Waktu itu Suhermanto saat menjabat sebagai Kanitreskrim Polsek Metro Taman Sari.

"Kalau kasus Novi ini, dia hanya pecandu saja. Saat kami tangkap nggak ada barang bukti‎nya," jelas Suhermanto.

Wilayah Taman Sari identik dengan banyaknya tempat hiburan malam. Tak heran banyak penyalahgunaan narkoba terjadi di tempat hiburan malam. Hal ini membuat Suhermanto geram dengan wilayah hukumnya. Kebetulan pada 2016, Suhermanto didapuk sebagai Kapolsek Metro Taman Sari. Dia berkomitmen untuk memberantas peredaran narkoba di wilayahnya.

Selasa dini hari 10 Mei 2016, dia mendapatkan informasi dari anggotanya kalau di tempat hiburan malam di kawasan Lokasari, Taman Sari, Jakbar, ada sekelompok orang akan melakukan pesta narkoba. "Ada orang yang sudah menjadi target operasi kami. Makanya ketika info itu akurat, kami langsung bergerak," jelas Suhermanto.

Penggerebekan itu tidak meleset. Pihaknya mengamankan dua orang yang kedapatan membawa sabu-sabu. Mereka adalah Jansen Talloga alias Jupiter yang kedapatan membawa sabu-sabu seberat 0,54 gram. Satu orang lagi rekan Jupiter, Firmansyah yang membawa sabu-sabu 2,04 gram.

Atas prestasinya mengungkap beberapa kasus narkoba, baik artis maupun bandar besar, Suhermanto pun naik jabatan. Pada 23 Mei 2016 dia menjabat sebagai Kasatnarkoba Polres Metro Jakarta Barat. Baru tiga bulan menjabat sebagai Kasatnarkoba, ‎dia kembali menciduk artis yang kecanduannya cukup parah. Tepatnya pada 27 Agustus 2016, pedangdut kondang Imam S. Arifin diciduk.

Imam ditangkap di kamar nomor 03 lantai 17 Tower Selatan apartemen Crysan, Gunung Sahari, Jakarta Pusat. Dari tangan Imam, polisi menyita 0,36 gram sabu-sabu. Imam ini, kata Suhermanto, sudah lama menjadi target operasinya. Bahkan gerak-gerik Imam melakukan pemesanan narkoba pun sudah diintai polisi.

"Imam ini kecanduannya cukup parah. Bukan sekali saja kan dia ditangkap karena narkoba, pada 2008 dan 2012 Imam juga tersangkut narkoba," terangnya. Nama Suhermanto semakin melambung dan "dicap" sebagai spesialis artis ketika menciduk anak raja dangdut Rhoma Irama, Ridho Rhoma‎.

Suhermanto mengakui dunia artis memang dekat dengan narkoba. Menurutnya, para bandar menjual dagangan haramnya kepada orang-orang yang tak punya uang. Kedua, para bandar mengincar orang-orang yang mencari kesenangan, dan yang ketiga mengincar orang yang mentalnya lemah.

Kenapa artis rentan narkoba? Sebab, kata Suhermanto‎, artis terlibat dunia malam. Selain itu bandar mengincar orang yang berduit. "Kebanyakan para artis yang saya tangkap pengakuannya karena beban kerja ditambah lagi mereka harus tampil ceria di televisi," ujarnya.

Suhermanto menilai, narkoba ini adalah candu dan orang selalu ketergantungan. Seseorang bisa berhenti mengkonsumsi narkoba tergantung kepada orang itu sendiri. Apakah ingin berhenti atau tidak. "Jika seseorang sulit berhenti, mereka akan terus kecanduan, karena seseorang bisa sembuh tergantung orangnya itu sendiri," terangnya.

Suhermanto pun mengingatkan lagi kepada semua warga kalau narkoba ini sudah masuk ke semua tingkatan. Mulai dari remaja, pejabat pemerintahan, aparat hukum hingga kalangan artis. Jika mental seseorang tidak kuat mereka akan terjerumus ke dunia narkoba. Menurutnya, yang bisa melawan narkoba adalah pribadi seseorang itu sendiri.

So, jika warga atau artis tidak mau berurusan dengan AKBP Suhermanto, jangan sekali-kali mencicipi narkoba....‎ (*/yuz/JPG)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search