Walapun menggunakan bahasa sastra yang kastanya lebih tinggi dari novel pop lainnya, Harimau! Harimau! tidak akan mempersulitmu untuk menikmati sajian cerita yang disuguhkan. Novel yang terlahir dari tangan Mochtar Lubis ini sebenarnya mengangkat tema yang sederhana saja: perburuan. Akan tetapi yang menarik adalah bahwa keseluruhan cerita novel ini tak bisa hanya dinikmati permukaannya saja. Kita harus mau menyelam ke dalam lautan makna untuk menemukan nilai-nilai yang ditorehkan secara implisit oleh penulis.
Kisah pada novel ini berfokus pada 7 lelaki desa yang melakukan perjalanan ke dalam hutan untuk mencari damar. Diantaranya adalah Buyung, Sanip, Wak Katok, Pak Haji, Sutan, Talib dan Balam. Perjalanan masuk ke dalam hutan tentunya bukan main. Waktu tempuhnya saja bisa sampai tujuh hari. Keadaan inilah yang mau-tak mau membuat mereka harus mengarungi siang dan malam di rimbunnya hutan.
Konflik dimulai ketika Buyung dan Wak Hitam memburu seekor rusa dan berhasil mendapatkannya. Ternyata, Rusa yang kemudian mereka bawa sebagai perbekalan, tadinya merupakan mangsa incaran seekor harimau. Buannya memberikan manfaat, bau daging dan darah rusa yang dibawa rombongan pencari damar tersebut malah memancing si harimau untuk mengikuti jejak mereka.
Teror kejar-kejaran antara harimau dan para pencari damar pun tak bisa dihindari. Pada saat inilah cerita berada dalam fase yang mencekam. Hanya dengan membayangkan dikejar harimau di dalam hutan saja sudah bisa membuat kita bergidik, terlebih satu persatu dari mereka mulai menjadi korban. Baham yang pertama mendapatkan serangan harimau. Walau berhasil diselamatkan oleh kawan-kawannya, kondisi Balam begitu kritis dan mengkhawatirkan. Dalam kesadaran yang mulai menipis, Balam mengungkapkan dosa-dosa yang telah diperbuatnya, serrta dosa sahabatnya, Wak Katok. Ia kemudian berkata "Akuilah dosa kalian, harimau itu adalah utusan tuhan untuk membunuh orang-orang yang berdosa."
Perkataan Balam tersebutlah yang kemudian mendorong kawan-kawannya menceritakan dosa serta kesalahan yang telah mereka perbuat. Ada yang pernah mencuri, berzina, membunuh, bahkan Pak Haji yang disegani karena kealimannya pun tak luput dari kesalahan. Malam itu juga, citra baik mereka luntur. Cangkang yang mereka bangun untuk menutupi kebusukan-kebusukan, seketika runtuh. Aksi pengakuan dosa itu, pada akhirnya mengubah pandangan dan penilaian terhadap satu sama lain. Tak hanya konflik kejar-kejaran dengan harimau, konflik internal antara pencari damar pun terjadi. Tetapi rupanya, pengakuan dosa tidak serta merta membuat harimau lupa memburu mereka. Teror belum berakhir. Satu persatu dari mereka menjadi sasaran dan nyawanya tak terselamatkan.
Disamping cerita yang menyuguhkan ketegangan, novel ini juga kaya akan pesan moral, salah satunya adalah: setiap orang pernah berbuat dosa dan kesalahan. Sebagai manusia kita tidak bisa menghakimi kesalahan orang lain, akan tetapi hendaknya kita bercermin dan memperbaiki diri.
Novel ini banyak menuai pujian setelah diluncurkan, puncaknya adalah saat Harimau! Harimau! mendapatkan penghargaan Buku Terbaik dari Yayasan Buku Utama bagian Depdikbud pada tahun 1975. Tak hanya itu, pada tahun 1979, novel karangan Mochtar Lubis ini pun mendapat penghargaan dari Yayasan Jaya Raya.
Oleh: Intan Pariztyan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar