Kamis, 04 Mei 2017

Kisah Inspiratif Kepala SMP Satu Atap Teluk Lanus Siak, Menyabung Nyawa Melawan Derasnya ...

SIAK SRI INDRAPURA,- Sempena Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada 2 Mai 2017 kemaren, Kabupaten Siak juga memiliki kisah ispiratif seorang guru yang gigih berjuang demi mencerdaskan generasi penerus bangsa. Adalah Sahri (52), Kepala SMP Negeri Satu Atap Kampung Teluk Lanus, Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Riau. Tak semua guru mampu mengabdikan diri mengajar di daerah terpencil hingga puluhan tahun. Akan tetapi, bagi Sahri, semua tantangan itu dilewati dengan sabar guna memenuhi kebutuhan anak-anak Teluk Lanus agar mendapatkan pendidikan yang layak, seperti anak-anak lainnya di negeri ini. Selain beradaptasi dengan semua keterbatasan fasilitas, Sahri harus menyabung nyawa melawan derasnya ombak laut dan badai agar bisa sampai di Teluk Lanus dengan menggunakan kapal tradisional pompong. Bayangkan, dari Pelabuhan Buton hingga sampai Teluk Lanus butuh waktu 9 jam menggunakan pompong. Kondisi yang tak nyaman ini dihadapi setiap minggu oleh Sahri, demi memberikan pendidikan untuk puluhan anak-anak di Teluk Lanus. "Awal saya ngajar sekitar tahun 2008, kalau ke pulau hanya ada pompong, butuh waktu 9 jam dari Kampung Kayu Ara menuju Teluk Lanus . Ombak dan badai menjadi teman saya untuk mengantarkan ke seberang. Semuanya saya hadapi dengan sabar dan tabah, kendati rasa takut itu tetap ada," cerita Sahri. Namun, sejak beberapa tahun terakhir Pemkab Siak sudah menyediakan kapal cepat menuju Teluk Lanus dengan jarak tempuh hanya 2 jam. Keberadaan kapal ini tentunya sangat membantu masyarakat dalam menjalankan aktifitas guna meningkatkan perekonomian. Bagi Sahri, keterbatasan sarana tidak membuat dirinya putus asa untuk mengajar di SD satu atap Teluk Lanus. Dimana, murid SD disatukan dengan SMP karena hanya ada satu gedung sekolah di sana. "Saya tertantang untuk mengajar di sini, karena kurangnya tenaga guru yang mau ke Teluk Lanus. Di sini, sangat dibutuhkan figur yang bisa menjadi tempat curhat, sahabat, dan guru yang penuh talenta bagi anak-anak Teluk Lanus," ujarnya. Karena perhatiannya begitu besar terhadap anak didik, hal itu membuat Sahri menjadi begitu dekat dengan siswa-siswinya. Sehingga, dengan kedekatan itu, dia mengaku sangat sulit untuk berpisah dengan murid-muridnya dan masyarakat Teluk Lanus. "Saya sangat berkeinginan anak-anak Teluk Lanus memperoleh pendidikan yang layak. Karena hanya dengan ilmu inilah kita bisa merubah masa depan Teluk Lanus," jelasnya. Awalnya, bangunan SD menjadi satu dengan SMP yang dibangun Pemkab Bengkalis sekitar tahun 1995 lalu. Namun, setelah Kabupaten Siak dimekarkan dari Bengkalis tahun 1999, barulah bangunan sekolah tersebut direnovasi menjadi permanen. Sahri mengakui, sebagai guru yang mengabdi di daerah terpencil, dia mendapatkan penghidupan yang layak. Sebab, Pemkab Siak di bawah kepemimpinan Bupati H Syamsuar sangat memperhatikan kondisi dan kesejahteraan guru-guru, khususnya di daerah terpencil, termasuk Teluk Lanus. "Alhamddulilah, kalau ada uang lebih saya modalkan juga untuk bertanam, membeli bibit dan pupuk. Sekarang, hasil tanaman itu bisa juga di jual dan membantu masyarakat Teluk Lanus," jelasnya. Mengajar di daerah terpencil dan tertinggal merupakan tantangan tersendiri bagi Sahri. Bapak tiga anak ini dihadapkan pada berbagai persoalan, situasi dan kondisi yang cukup sulit, seperti geografis, sosial, ekonomi, budaya, komunikasi dan transportasi. "Alhamdullilah, 10 tahun saya di sini bagaikan kampung sendiri. Warga Teluk Lanus menghargai perjuangan saya untuk mengajar anak-anak mereka. Bahkan, saat ini sudah banyak anak-anak Teluk Lanus yang kuliah di Pekanbaru dan daerah lainnya. Semuanya berkat bimbingan Allah SWT," tutup Sahri. Penghulu Teluk Lanus Irwansyah Roni mengatakan, selain mengajar, Sahri juga hobi berkebun dan selalu membantu masyarakat. Bahkan, pernah suatu waktu dia mengantar warga yang sakit sampai ke RSUD Arifin Ahmad di Pekanbaru. "Pak Sahri sering diskusi sama saya, tentang bagaimana memajukan kampung ini, selain itu jiwa sosialnya tinggi, beliau suka membantu warga di sini," kata Roni. Agar keinginan memajukan kampung bisa terwujud, lanjut Roni, Sahri sering membuat rencana itu dan mengirimkan niatnya itu ke pihak-pihak terkait. Seperti waktu membuat proposal untuk membangun tower, cetak sawah dan bantuan dari perusahaan melalui dana CSR untuk pupuk dan bibit serta bangunan penggilingan padi. "Bahkan, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) yang sudah dinikmati masyarakat Teluk Lanus saat ini juga buah pemikirin Pak Sahri," jelasnya. Tak hanya menjadi guru, Sahri juga dipercaya sebagai Ketua Kelompok Tani, Anggota BPKam dan pelatih Pembina Pramuka di Kwarcab Siak. "Saat ini, Pak Sahri menjabat sebagai Kepala SMP Negeri satu atap Sungai Apit di Teluk Lanus yang dilantik Bupati Siak beberapa waktu lalu," tutupnya. Teluk Lanus adalah salah satu kampung di Kecamatan Sungai Apit di Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Dari Siak Sri Inderapura dibutuhkan waktu sekitar 1,5 jam hingga sampai di Pelabuhan Buton dan 2 jam ke Teluk Lanus dengan kapal cepat. Kalau dari Pekanbaru menggunakan jalur darat, butuh waktu sekitar 4 jam hingga ke Pelabuhan Buton.*** #SIAK

loading...

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search