Minggu, 21 Mei 2017

Persona 5, Game PS4 Terpopuler: Kisah Para Pencuri Hasrat

Minggu, 21 Mei 2017 | 15:21 WIB

Persona 5, Game PS4 Terpopuler: Kisah Para Pencuri Hasrat

Persona 5. Kredit: PlayStation

TEMPO.CO, Jakarta - Di akhir pekan ini, Tempo berusaha mengulas game PlayStation 4 populer, Persona 5. Game yang dirilis secara luas pada April lalu terbilang banyak dinanti. Saat dirilis pertama di Jepang tahun lalu, game ini laris manis.

Terjual 264 ribu unit untuk konsol PS4, 72 ribu untuk PS3. Dengan begitu, Persona 5 ini menjadi game yang dengan penjualan tercepat di Jepang, mengalahkan Pro Evolution Soccer 2017. Di Eropa, tak juga buruk. Persona 5 menempati urutan teratas game terbaru.

Game ini bercerita tentang sekelompok pencuri hasrat. Apa yang terjadi pada manusia ketika mereka tidak memiliki hasrat? Apakah mereka tidak akan lagi memiliki ego untuk mewujudkan hasrat tersebut? Persona 5, permainan di konsol PlayStation 4 bergenre role playing game (RPG) terbaru pengembang Atlus, bermain di antara pertanyaan tersebut.

Baca: Nintendo Bikin Game Ponsel Legend of Zelda

Persona 5 berkisah tentang sekelompok pencuri muda yang menjuluki diri sebagai The Phantom Thieves. Tak seperti pencuri pada umumnya, The Phantom Thieves mencuri hasrat pada diri manusia. Mereka mirip dengan karakter Dom Cobb dalam Inception (2010) karya Christoper Nolan, yang mencuri ide dari mimpi seseorang.

The Phantom Thieves, yang bekerja di luar hukum, juga tak sembarang mencuri hasrat. Target mereka, hasrat para kriminal, koruptor, dan plagiator, yang selama ini tidak pernah berhasil diproses secara hukum.

"Ada dua dampak yang mungkin muncul dari pencurian hasrat: kehilangan semangat untuk hidup atau mereka akan mengakui tindakan jahat mereka," ujar salah satu tokoh utama Persona 5, Morgana.

Baca: Sony Berhasil Menjual 50 Juta PlayStation 4

Untungnya, premis utama yang berat tersebut tidak diikuti dengan narasi yang memusingkan para pemain atau gameplay (cara bermain) yang memuakkan. Sebaliknya, Persona 5 berhasil tampil sebagai permainan yang menyenangkan di balik kisahnya yang memiliki premis rumit.

Memakai latar sekolah swasta dan tempat-tempat populer di Jepang, seperti Akihabara hingga Shibuya, kisah Persona 5 disampaikan bak tokoh anime remaja dengan genre slice of life alias representasi dari kehidupan nyata yang dituangkan dalam film, komik, atau novel.

Meski pencurian hasrat menjadi inti utama cerita, hal itu diselimuti berbagai kisah-kisah remaja, dari pubertas, pemberontakan, romansa, hingga tingkah-tingkah konyol kurang kerjaan.

Cara permainannya pun tak kalah asyik. Meski memakai template turn based gameplay atau karakter dikontrol secara bergiliran, Atlus melengkapinya dengan berbagai fitur unik.

Salah satunya adalah "Negotiation" di mana pemain bisa "memeras" musuh yang mereka lawan untuk menjadi bawahan, memberi uang, atau memberikan perlengkapan baru. Hal itu bisa dilakukan saat musuh terdesak. Semakin terdesak musuh yang dilawan, makin banyak hal yang bisa kita dapatkan.

Baca: Daftar Game Terbaik SXSW Awards: 'Uncharted 4' Jadi Juaranya

Fitur unik lainnya adalah "Social Link". Di luar pertarungan, pemain bisa memperkuat karakter mereka dengan membangun hubungan sosial (Social Link) dengan tokoh-tokoh pendukung. Semakin erat hubungan sosial tokoh kita dengan tokoh lain, makin banyak ragam serangan yang bisa dipakai dalam pertarungan nanti.

Social Link dibangun melalui percakapan sehari-hari. Memberikan pertanyaan, barang, atau jawaban yang jika kita melakukan kesalahan sedikit saja akan berimbas pada hubungan sosial yang meregang.

Boleh dikatakan sistem ini menyerupai sistem sosial di permainan simulasi The Sims. Jadi, pikir dahulu sebelum menjalin hubungan sosial. Sebab, sekalinya berbuat salah, maka harus mengulang lagi percakapan itu.

Baca: Megaquarium, Game Bisnis untuk PC

Meski memiliki sederet keunikan, Persona 5 masih memiliki kekurangan. Grafis cenderung ketinggalan zaman untuk ukuran game yang keluar saat ini. Tampil dengan grafis ala anime, banyak bagian terlihat sangat kasar, yang dikenal dengan istilah jaggies (bergerigi). Jika posisi pemain cukup dekat dengan layar monitor, hal itu akan sangat terasa.

Untungnya, model grafis ini kaya akan warna. Hal itu didukung dengan desain yang tak kalah menarik. Tiap latar yang dilalui karakter memiliki desain unik dan imajinatif, sehingga pemain akan dengan mudah melupakan kekurangan jaggies.

Baca: Sony Segera Stop Produksi dan Pengiriman PS3

Lagi pula, dalam kebanyakan game bergenre RPG, cara bermain dan alur cerita di atas segalanya. Jadi, sudah tertarik untuk memainkan Persona 5, game PlayStation 4 terpopuler, ini?

ISTMAN MUSAHARUN PRAMADIBA

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search