
Metrotvnews.com, Jakarta: Setelah pertempuran Yamamah, Umar ibn Khattab mengungkapkan kekhawatirannya kepada Khalifah Abu Bakar As Shidiq. Betapa tidak, sekira 1.200 tentara muslim gugur dalam pemberantasan nabi palsu itu. Termasuk, para penghafal Alquran.
Umar takut, peperangan demi peperangan akan membuat mereka kian langka. Dampaknya, keberadaan ayat-ayat Alquran usai Rasulullah Muhammad SAW berpulang makin terancam.
Abu Bakar mengiyakan. Kemudian ia memanggil Zaid ibn Tsabit agar turut dalam perbincangan."Umar meminta saya mengeluarkan perintah pengumpulan Alquran," kata Abu Bakar, setelah Zaid tiba. Lalu ia melanjutkan, "Bagaimana mungkin saya bisa melakukan satu tindakan yang tak pernah Nabi lakukan?"
Umar kembali menyela, "Demi Allah, ini sebuah kebaikan."
Lantas, kepada Zaid, Abu Bakar berkata, "Engkau pemuda yang cerdas dan pintar. Dulu engkau menulis wahyu (Alquran) untuk Rasulullah, dan kami tidak meragukan hal itu."
Abu Bakar meminta Zaid memeriksa dan meneliti kembali ayat-ayat Alquran yang terpencar, serta menjadikannya mushaf.
Menerima amanat itu, Zaid berkata, "Demi Allah, jika saja aku diperintah untuk memindah salah satu gunung, maka tidak akan lebih berat dari amanat mengumpulkan Alquran."
Tak lama, Zaid langsung bekerja meneliti dan mengumpulkan ayat-ayat yang tersimpan dalam manuskrip dari pelepah kurma, maupun lempengan batu. Zaid juga memeriksa hafalan para sahabat yang masih tersisa.
Demi memudahkan Zaid, Khalifah Abu Bakar pun mengeluarkan dekret untuk mengundang keterlibatan umum dalam proyek kodifikasi itu. Masjid Nabawi, Madinah dijadikan sebagai pusat kegiatan dan berkumpul.
Sumber: Disarikan dari hadis riwayat Al Bukhari dalam Sahih Bukhari [4311] dan kisah dalam Al Kitab Al Masahif karya Abdallah ibn Sulaiman ibn Al Ash'ath Abu Bakr ibn Abi Dawud.
(SBH)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar