Liputan6.com, Palembang - Tindakan tegas diambil Kepala Divisi Pemasyarakatan Kantor Wilayah Kemenkumham Sumatera Selatan, Zulkifli B. Petugas berinisial SF yang diduga kerap melakukan pungli akhirnya dibebastugaskan untuk waktu yang belum ditentukan.
Keputusan ini diambil sehari setelah kerusuhan di Lapas Narkotika Klas III Palembang, pada Jumat 7 Juli 2017. Zulkifli menambahkan, pihaknya juga memindahkan dua narapidana, yang menjadi tahanan pendamping, yakni FR dan TR ke Lapas Klas I Mata Merah.
"Posisinya (SF) sebagai kepala regu pengamanan akan diganti oleh petugas yang lain. Nanti juga akan kami panggil ke kanwil untuk dimintai keterangan. Ini sebagai bahan dan hasil evaluasi yang telah kami lakukan, juga mendengarkan keluhan para tahanan," ujarnya.
Dengan begitu, kondisi di dalam Lapas Narkotika Klas III Palembang mulai berangsur normal. Ia berharap ke depan tidak ada lagi upaya yang memancing kerusuhan di dalam lapas, termasuk masalah pungli yang menjadi permasalahan utama.
Apalagi, menurut Zulkifli, masalah pungli menjadi hal yang betul-betul diperangi saat ini. Karena itu, jika benar yang dilakukan oleh petugas tersebut, ini akan menjadi preseden buruk bagi lapas yang tak dimungkiri telah pula menjadi sorotan selama ini.
Di lain pihak, Kepala Perwakilan Ombudsman Palembang, Indra Zuardi, yang menyempatkan berkunjung ke lapas tersebut mengungkapkan jika pihaknya memang mencatat sejumlah aduan masyarakat terkait hal ini.
Pungli di balik jeruji besi menurutnya sulit dibuktikan dan dipantau, sampai akhirnya timbul kerusuhan semacam ini. Sebagai antisipasi, Indra turut menyarankan agar kejadian serupa tidak ditiru oleh oknum pegawai lapas lain di Sumsel.
"Hasil pantauan kami tentu akan dilaporkan ke pusat. Yang jelas ini akan menambah panjang daftar masalah yang tentu harus dicarikan solusinya. Harus tegas," kata Indra.
Situasi yang berangsur normal di dalam lapas narkotika tersebut, terlihat pula dengan terlibatnya para tahanan yang sehari sebelumnya berusaha menduduki lapas, dengan ikut melakukan bersih-bersih. Pecahan pot, kaca, dan sampah yang berserakan dikumpulkan.
Zul, salah seorang narapidana, berharap permasalahan ini betul-betul diatasi oleh pihak terkait. Tak hanya pungli, tetapi beberapa fasilitas lain, seperti air bersih bagi para napi. Selain itu, makanan yang diberikan pada napi juga sangat tidak wajar.
"Terkadang hanya diberi ubi seukuran jempol. Kalau nasi, lauknya cuma pakai sayur bening. Kami baru merasa agak enak makannya saat ada kabar orang penting mau datang. Selebihnya betul-betul sulit di sini," kata Zul.
Apalagi, lapas tersebut bisa dikatakan kelebihan kapasitas. Idealnya menampung 300-400 napi. Tidak seperti sekarang yang dipaksakan menampung 663 penghuni. Kapolres Banyuasin AKBP Andri Sudarmadi mengungkapkan, pihaknya terus mengantisipasi kejadian serupa.
"Ada empat yang kami mintai keterangan terkait kerusuhan sebelumnya. Rekomendasinya kami sampaikan kepada Kadivpas dan Kalapas untuk ditindaklanjuti. Kami terbuka dan siap menjalin koordinasi mengantisipasi kejadian ini ke depan," kata Andri.
Saksikan video menarik di bawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar