Senin, 31 Juli 2017

Ini Kisah Wanita Uzbek yang Diperdagangkan di Thailand

BANGKOK– Sudah hampir jam 10 malam, dan Umida (bukan nama sebenarnya), 36 tahun, sedang memasak makan malam. Kali ini ia menyantap nasi dan daging, menu itu dihidangkan untuk 11 anggota keluarganya yang terjebak di dalam rumah sepanjang hari karena musim panas yang sangat panas di Uzbekistan.

Sejak menjadi negara merdeka, 1991, setelah hampir 200 tahun pemerintahan Rusia dan kemudian Soviet menjajah, Uzbekistan perlahan-lahan melihatkan beberapa kemajuan ekonomi. Tapi kemiskinan dan pengangguran tetap tinggi dan banyak orang Uzbek yang bepergian ke luar negeri untuk bekerja. Situasi ini pula yang membuat pria, wanita dan anak-anak menjadi rentan terhadap kerja paksa dan perdagangan seks.

"Kakak perempuan saya bekerja di rumah sakit di Moskow, jadi saya merawat anak-anaknya," kata Umida. "Dia satu-satunya yang mengerti apa yang terjadi pada saya di Bangkok, saya tidak mengatakan hal yang sama kepada orang lain."

Terlahir dalam keluarga besar yang miskin, 36 tahun lalu, ia merasakan hidup itu semakin sulit ketika tumbuh dewasa. Ibunya meninggal pada tahun 2000, ia pun hidup bersama ayahnya, seorang kuli bangunan. Ayahlah yang merawat keempat anaknya.

"Sulit tanpa ibu saya," kenang Umida.

"Di kota saya jika ada kedua orang tua, tentu akan memiliki lebih banyak uang," imbuhnya.

Saat berusia 28 tahun, Umida mengatakan bahwa dia bertemu dengan seorang wanita Uzbek setempat yang menjanjikan pekerjaan menguntungkannya di Thailand.

Umida tidak mengetahui pasti kerja apa yang ditawarkan, namun wanita itu memberikan berbagai harapan, dan memberi jaminan hasi kerja dari Umida akan menjamin masa depan anaknya yang masih berusia 6 tahun yang ditinggal mati suaminya. Karena bujuk rayu itu, Umida luluh dan akhirnya ia setuju untuk pergi ke ibukota Thailand, Bangkok.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search