Laporan Wartawan Tribun Jabar, Seli Andina
TRIBUNJABAR.CO.ID, SUMEDANG - Di antara keramaian pejalan kaki di depan kampus ITB Jatinangor menuju pasar tumpah Jatinangor, seorang penjual lahang duduk di tepi jalan sambil menjajakan dagangannya.
Aki Oma namanya. Usianya terbilang sepuh, yaitu 92 tahun. Aki Oma sendiri mengaku kelahiran tahun 1925.
Meski sudah sepuh namun sang kakek masih bersemangat menawarkan lahang, air aren bahan baku pembuatan gula merah, pada pejalan kaki yang melintas.
Beralaskan kertas seadanya, Aki Oma duduk di tepian rumput jalan menuju pasar tumpah Jatinangor.
Sebilah bambu yang menjadi tempat menyimpan lahang dipegangnya agar tetap dalam posisi berdiri.
Bayi-bayi Raksasa dari Penjuru Dunia, Satu di Antaranya dari Indonesia https://t.co/aPQru5cWz1 via @tribunjabar
— Tribun Jabar (@tribunjabar) July 30, 2017
"Kalau tidak diberdirikan nanti tumpah. Kan (bilah bambu tersebut) tidak ada tutupnya," ujar kakek yang bahkan tinggal memiliki satu gigi tersebut ketika ditemui TribunJabar.co.id di Jatinangor, Minggu (30/7/2017).
Pada TribunJabar.co.id Aki Oma mengungkapkan bahwa menjual lahang dengan bambu seharusnya dilakukan sambil berdiri.
Namun karena faktor usia, kakek asal desa Raharja, Kecamatan Tanjungsari, Kabupaten Sumedang ini sudah tidak mampu berdiri terlalu lama.
"Cepat pegal kakinya kalau sekarang. Ini saja harus pakai kaos kaki agar tidak sakit," ujar Aki Oma sambil menunjukkan kaos kaki putih hitam yang digunakannya.
Aki Oma mengungkapkan, dirinya biasa berjualan lahang setiap hari minggu ketika banyak masyarakat ramai mendatangi pasar tumpah.
Sementara pada hari-hari biasa, Aki Oma memilih beristirahat di rumahnya.
Meski penghasilannya dari berdagang lahang tak besar, Aki Oma mengaku tetap bersyukur dengan keuntungan yang didapatnya.
"Alhamdulillah, meski hanya cukup untuk beli nasi, yang penting halal," ujarnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar