Kamis, 20 Juli 2017

Kisah Asep, Siswa SD di Pandeglang yang Sekolah Berbekal Beras

Pandeglang - Namanya Asep Maulana, siswa kelas 4 SD Sorongan 2 di Pangdelang Banten yang hanya dibuat dari bilik bambu dan sederhana. Demi bisa sekolah, bocah ini rela tinggal di pesantren atau 'kobong' dan seminggu sekali pulang.

Di antara teman-temannya di SD Sorongan 2, bocah belasan tahun ini memang paling berani. Ia tinggal di kampung Leuwi Malang tapi harus melewati sungai besar Cibaliung. Jika hujan sedang lebat, sungai ini bahkan bisa menghanyutkan getek beserta orang-orangnya.

Demi sekolah, Asep dikirim orang tuanya belajar bukan hanya di SD Sorongan 2. Ia sekaligus diminta tinggal di pesantren kobong atau salafiah. Agar tetap bisa makan, orang tuanya hanya memberikan bekal beras untuk seminggu.

Kepada detikcom Asep bercerita kedua orang tuanya hanya pencari udang di sungai. Ia anak kedua dari dua bersaudara. Bapaknya bernama Sidik dan ibunya bernama Arsenah.

Setiap hari sekolah, Asep tidak memakai sepatu. Ia hanya punya sandal jepit dan seragam yang cukup untuk 3 kali ganti. Begitu libur sekolah, Asep baru pulang ke rumah untuk bertemu dengan ibu dan bapaknya.

"Kalau mau sekolah nginep saminggu di kobong. Balik ka imah poe minggu, sasapoe di kobong teu dibekelanan nanaon paling beas (Pulang ke rumah hari Minggu, setiap hari di kobong dan hanya dibekalin beras)," kata Asep saat bercerita kepada detikcom, Pandeglang, Banten, Kamis (20/7/2017).

SDN SoronganSDN Sorongan (Foto: Bahtiar Rivai/detikcom)

Meskipun sekolah di SD yang sederhana, Asep mengaku tetap semangat belajar. Begitu sekolah selesai ia pergi ke pesantren lalu mengaji ke ustaznya. lalu menjelang sore, ia bergabung dengan anak-anak lain untuk bermain sepak bola. Asep mengaku, ia ingin menjadi kiai kondang begitu selesai sekolah nanti.

Baca Juga: Jejak Langkah Ekspedisi Banten Selatan

Hanafi, pengasuh pesantren kobong tempat Asep tinggal bercerita, murid SD Sorongan 2 begitu siang memang sering ke pesantren. Mereka biasanya belajar agama begitu sekolah resmi selesai. Asep, salah satu muridnya adalah orang yang dititipkan keluarga untuk meneruskan sekolah sekaligus belajar mengaji.

"Alhamdulillah anak-anak SD Sorongan 2 yang sekolah juga ngomobong, santri lah," katanya.

SD Sorongan 2 di daerah Curug, kecamatan Cibaliung kondisinya sangat memprihatinkan. Sekolah ini didirikan pada tahun 2014 oleh Murtani agar warga kampung Leuwi Malang bisa melanjutkan pendidikan. Apalagi, kampung tersebut terisolir oleh hutan dan sungai Cibaliung.

Sekolah ini hanya memiliki total 24 murid. Itu pun tidak ada siswa untuk kelas 2, 5 dan 6. Karena atap sekolah hanya dari rumbia, saat hujan sekolah sering bocor. Bahkan begitu sungai meluap, kadang-kadang para siswa terpaksa diliburkan.
(bri/try)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search