Dermawan, seorang guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Kalimantan Barat ditemukan tewas pada Sabtu (29/7) kemarin. Dia terpeleset dari kapal yang ditumpanginya untuk mengajar di Pulau Maya Karimata, Kabupaten Kayong Utara, Kalbar.
Peristiwa jatuhnya Dermawan terjadi pada Kamis (27/7) malam. Saat itu, Derman hendak pulang ke kediamannya di Sungai Awan, Kabupaten Ketapang, setelah mengajar di Pulau Maya Karimata. Dermawan naik kapal penangkap ikan.
Sehari-hari, Dernawam mengajar di SDN 03 Kelumpang Pulau Maya Karimata. Letaknya cukup jauh dari daratan Kalimantan Barat. Namun Dermawan setiap hari rela menerjang ombak demi pengabdiannya mendidik masyarakat.
Baca Juga :
Nahas, pada Kamis malam, Dermawan terpeleset dari kapal dan jatuh ke lautan. Nahkoda kapal beserta Anak Buah Kapal (ABK) sempat melakukan pencarian malam itu juga di lokasi korban jatuh, namun sayang tidak membuahkan hasil.
"Tidak lama kemudian, saya dihubungi oleh Kepala Sekolah SDN 3 Kelumpang dan memberitahu kalau suami saya terpeleset dan jatuh kelaut. Nahkoda panik dan mencari korban, namun sayang malam itu tidak bisa ditemukan," ujar istri korban Susi seperti dilansir Antara, Minggu (30/7).
Jasadnya baru ditemukan dua hari kemudian oleh tim gabungan Basarnas dan aparat setempat.
Dantim Basarnas Asmayadi yang ikut melakukan pencarian korban saat dihubungi dari Pontianak, Minggu mengatakan, pencarian selama dua hari tersebut sempat terkendala oleh ombak yang cukup tinggi.
Hal ini pun ditambah lagi jarak tempuh menuju lokasi tempat korban jatuh memerlukan waktu hingga 90 menit dengan menerjang ombak laut, sehingga cukup menyulitkan proses pencarian korban.
"Kalau cuaca untuk hari ini saja hampir dua meteran ombaknya, korban yang sudah ditemukan warga akan kita jemput dan akan kita bawa ke rumah duka di Sungai Awan Ketapang sesuai dengan permintaan warga," jelasnya.
Pencarian dilanjutkan pada hari Jumat, (29/7), dengan bantuan anggota Polsek Pulau Maya Karimata, Basarnas dan masyarakat nelayan Tanjung Satai. Namun pencarian korban tersebut masih tidak membuahkan hasil dan terpaksa dihentikan dikarenakan cuaca dengan gelombang yang sangat tinggi.
Korban baru berhasil ditemukan oleh dua orang nelayan pada Sabtu, (29/7) jam 08.00 WIB di sekitar laut Tanjung Satai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar