Selasa, 04 Juli 2017

Kisah Letusan Gunung di Indonesia yang Mengubah Dunia

Ilustrasi Frankenstein (Wikipedia)

Walau banyak hal buruk yang diakibatkannya, tingginya kadar tephra, yaitu bahan vulkanik yang terlepas ke angkasa ke atmosfer, telah menciptakan pemandangan unik matahari terbenam.

Fenomena itu ditangkap dalam lukisan-lukisan oleh pelukis Inggris bernama M. W. Turner yang menjadikannya inspirasi lukisan. Fenomena serupa juga terlihat setelah letusan Krakatoa (Krakatau) pada 1883 dan Gunung Pinatubo, Filipina, pada 1991.

Kenyataannya, manusia adalah mahluk yang gigih. Dalam suasana muram itu hadirlah beberapa temuan yang bernilai. Kelangkaan pangan meniadakan umpan bagi kuda-kuda sehingga Karl Drais dari Jerman menciptakan alat transportasi baru, yaitu draisine atau velocipede, cikal bakal sepeda.

Justus von Liebig, seorang ahli kimia yang juga mengalami penderitaan kelaparan semasa kanak-kanak di Jerman, kemudian mengabdikan hidupnya mempelajarai nutrisi tanaman dan mengembangkan penggunaan pupuk mineral.

Amolasi itu juga membawa perubahan-perubahan sosial. Kegagalan panen di Amerika Utara ikut membentuk komunitas "American Heartland" karena banyak keluarga meninggalkan New England dan hijrah ke tempat-tempat dengan cuaca yang lebih ramah semisal di kawasan Midwest.

Migrasi itu berperan dalam pendirian negara bagian Indiana pada Desember 1816 dan Illinois pada 2 tahun kemudian. Ahli sejarah L. D. Stillwell juga mengamati bahwa negara bagian Vermont mengalami penyusutan pesat jumlah penduduk sebanyak 15 ribu orang, setara dengan pertumbuhan jumlah selama 7 tahun sebelumnya.

Draisine buatan 1818, cikal bakal sepeda yang tercipta akibat dampak perubahan iklim di Abad ke-19. (Sumbe Wikimedia Commons)

Perubahan-perubahan besar juga terjadi dalam setiap bidang kemasyarakatan.

Dalam dunia sastra, hujan lebat turun terus-menerus di Eropa. Di Swiss, Mary Godwin, Percy Shelley, Lord Byron, dan John William Polidori sedang berlibur dan menginap di Villa Diodati di tepi Danau Jenewa.

Karena terjebak dalam vila, mereka mengisi waktu dengan berlomba mengarang cerita paling menyeramkan. Lahirlah kisah Frankenstein atau "Modern Prometheus" oleh Mary Godwin (kemudian menjadi Mary Shelley).

Sementara itu, Lord Byron menuliskan "A Fragment" yang menjadi inspirasi bagi Polidori untuk menulis "The Vampyre", cikal-bakal novel horor Dracula di zaman Victoria.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search