SEMARANG - Hari Raya Idul Adha tak hanya menjadi waktu yang ditunggu-tunggu fakir miskin agar bisa menikmati daging, tetapi juga anak-anak di Semarang, Jawa Tengah. Bedanya, anak-anak ini juga bisa mendapatkan tambahan uang saku dengan memandikan kambing-kambing kurban.
Waktu yang ditunggu itu biasanya terjadi sekira sebulan sebelum Idul Adha, saat sejumlah pedagang mulai mendatangkan hewan-hewan kurban dari para peternak. Tak hanya di kandang, lapak-lapak kambing maupun sapi dengan mudah dijumpai di berbagai sudut kota termasuk pinggir jalan raya.
BERITA REKOMENDASI
Seperti halnya sebuah kandang di Desa Karang Malang, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. Ratusan kambing berbagai jenis memenuhi kandang kayu sebelum dibeli konsumen. Untuk menjaga kesehatannya, tak sekadar menjaga kebersihan kandang, tetapi juga dilakukan perawatan di antaranya rutin dimandikan.
Untuk perawatan ini, tak hanya dilakukan oleh pekerja tetapi juga anak-anak sekitar ketika libur atau setelah pulang sekolah. Mereka dengan cekatan membuka kandang dan mengeluarkan kambing untuk digiring ke halaman untuk dimandikan. Agar tak kabur, leher kambing diikat ke pohon atau tiang bangunan.
Tanpa dikomando anak-anak ini pun langsung berbagi tugas mulai dari menyemprot air, menggosok, hingga menyiapkan sampo untuk membilas bulu kambing. Aktivitas memandikan kambing ini berlangsung seru dan tak pernah lepas dari gelak tawa anak-anak. Apalagi, air yang disemprotkan tak hanya membasahi tubuh kambing tetapi juga mengenai mereka.
"Caranya gampang tinggal menyemprotkan air hingga merata di sekujur tubuh kambing. Setelah basah tinggal digosok pakai busa. Tapi sebelumnya siapkan sampo dulu dan campur dengan air, lalu gunakan untuk menggosok bulu kambing," ujar Arya Widianto, sambil menggosok tubuh kambing.
Bagian tersulit memandikan kambing adalah menggosok kepala karena banyak bergerak dan terus menghindar ketika dipegangi. Meski demikian, anak-anak ini memiliki cara khusus yakni dengan mengelus kepala terlebih dahulu baru menyemprotkan air dan menggosok secara pelan.
"Untuk satu kambing paling hanya sekira 30 menit selesai (dimandikan). Tandanya itu kalau bulunya sudah bersih. Lalu dijemur di bawah pohon yang terkena sinar matahari tapi enggak terlalu panas. Kasihan kalau kepanasan. Kalau sudah kering nanti bulunya jadi bagus, kalau warnanya putih ya jadi putih banget," jelas pelajar kelas IV SD tersebut.
Jika tak lelah, anak-anak itu akan kembali mengambil kambing di kandang untuk dimandikan. Saat libur sekolah atau akhir pekan, biasanya satu kelompok yang terdiri tiga anak bisa memandikan 10 ekor kambing. Selain belajar cara merawat kambing mereka juga mendapatkan tambahan uang saku dari pemilik kandang.
"Daripada di rumah enggak ada aktivitas lain, makanya kami ke sini. Awalnya main-main saja, tapi akhirnya tertarik untuk ikut memandikan kambing. Lucu, seru. Sebenarnya pengen memandikan sapi juga, tapi belum diizinkan, karena tenaga sapi kan besar, bahaya jika kami tak bisa mengendalikan," lugasnya.
Jasa memandikan satu kambing dipatok harga rata-rata Rp10 ribu per ekor. Selanjutnya, uang yang didapatkan dari memandikan kambing tersebut dibagi secara rata. Selain untuk membeli keperluan sekolah, uang tersebut sebagian digunakan untuk membeli jajanan.
Sementara itu, pemilik kandang Adri Maulana menyampaikan, perawatan kambing rutin dilakukan agar kesehatannya tetap terjaga. Bahkan, kambing yang bersih dan wangi bakal menjadi daya tarik bagi calon pembeli.
"Kita memang rutin memandikan kambing seperti ini. Termasuk sapi-sapi yang ada di sebelah sana juga kita mandikan. Untuk anak-anak yang ikut membantu memandikan kambing itu hanya bermain aja, sekaligus kita mengajari mereka bagaimana cara merawat kambing yang baik," tukasnya.
(ris)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar