Senin, 18 September 2017

Kisah Perjuangan Wiyono, Perajin Bambu Difabel yang Diremehkan namun Gigih Berinovasi

TRIBUNKALTIM.CO - Suasana berbeda tampak di Bentara Budaya Yogyakarta. Hiruk pikuk mewarnai kawasan Bentara Budaya Yogyakarta karena Pasar Yakopan mulai digelar sejak 15 September 2017. 

Seperti tahun sebelumnya, acara Pasar Yakopan yang ke-10 ini juga menghadirkan pemeran di dalam gedung Bentara Budaya Yogyakarta.

Memasuki pintu masuk Bentara Budaya, di sisi kiri, terpajang berbagai kerajinan dari bambu, mulai dari mainan anak-anak sampai dengan alat musik dari bambu.

Seorang pria mengenakan topi dan jaket terlihat duduk bersandar di tiang dekat situ. Pria ini dengan sabar menunggu para pengunjung Pasar Yakopan yang tertarik membeli kerajinan bambu buatannya.

Kakinya terjulur kedepan. Tepat di samping kakinya terdapat dua kruk untuk membantunya berjalan.

Pria bernama Wiyono, warga asli Jetis Rt 01/Rw 13 Krajan Weru, Sukoharjo, Solo, Jawa Tengah, ini sengaja datang jauh-jauh dari Solo ke ke Bentara Budaya Yogyakarta untuk mengikuti pameran di acara Pasar Yakopan.

Wiyono mengungkapkan, seluruh kerajinan bambu yang dibawanya ke pameran Pasar Yakopan merupakan hasil karyanya dan beberapa teman difabel.

Dia bercerita, awalnya dia bekerja di sebuah pertambangan di Kalimantan Selatan. Namun naas, bapak empat orang anak ini mengalami kecelakaan kerja.

"Tahun 2008, saya mengalami kecelakaan kerja. Kaki kanan saya dioperasi tetapi gagal dan cacat permanen," ujar Wiyono saat ditemui Kompas.com di acara pameran Pasar Yakopan di Bentara Budaya Yogyakarta, Sabtu (17/9/2017).

Baca juga:

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search