
Laporan Reporter Tribun Jogja, Singgih Wahyu Nugraha
TRIBUNJOGJA.COM, KULONPROGO - Sejumlah ubarampe dihadirkan dalam kenduri selamatan relokasi warga terdampak bandara yang digelar Selasa (19/9/2017) di petak lahan relokasi Glagah.
Acara ini sendiri merupakan bentuk doa bersama sebelum warga menempati rumah barunya di lahan relokasi.
Dalam acara itu, ubarampe selayaknya sebuah acara selamatan juga dihadirkan.
Antara lain tumpeng robyong, ingkung, jajanan pasar, hasil bumi, dan lainnya.
Setelah dilantunkan doa bersama, selanjutnya warga bersama tamu undangan yang hadir pun menyantap sajian tradisional tersebut.
Tak hanya ubarampe, warga juga membawa serta sejumlah perlengkapan tidur seperti bantal dan guling, klasa atau tikar, dan sapu gerang atau sapu yang lidinya sudah pendek karena sering dipakai.
Semua barang itu oleh warga disebut srono atau syarat yang harus ada ketika akan pindahan ke rumah baru menurut kepercayaan dalam kultur tradisi masyarakat Jawa.
"Ini perlengkapan tidur sebagai srono pindahan. Pertanda bahwa kita akan menempati rumah baru. Biar adem, ayem, dan tenrem hidupnya di rumah baru," tutur seorang warga Bapangan, Jemikem (63).
Konon, menurut kepercayaan tradisional itu, masing-masing alat punya peran sendiri dalam prosesi pindahan tersebut.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar