Ratu Shima.
TEMPO.CO, Jakarta -Cerita tentang Ratu adil dari Kerajaan Kalingga akan kembali dipentaskan dalam bentuk drama tari Jawa kontemporer. Pentas tari ini akan dihelat pada 30 September-1 Oktober 2017 di Gedung Kesenian Jakarta.
Putut Budi Santoso menggagas, menulis dan menyutradai pentas drama tari yang merupakan sekuel kedua dari Trilogi Shima Kalingga. Pada sekuel pertama drama tari Shima, Kembalinya Sang Legenda telah dipentaskan pada 2014. Ratu Shima dipilih karena ratu ini merupakan pemimpin perempuan yang sukses di masanya." Dikenal tegas dan adil. Sayangnya tak banyak literatur tentang ratu kerajaan Kalingga ini," ujar Putut, saat konferensi pers di Galeri Cemara 6, Menteng, 19 September 2017.
Cerita Ratu Shima ini diharapkan juga mampu mentransfer nilai luhur pendidikan, terutama pendidikan karakter. "Kali ini pesannya adalah agar generasi muda ini mengingat dan bertanggung jawab terhdap warisan leluhur."
Putut akan berkolaborasi bersama penata musik Joko Porong dan tata kostum Lucky Wijayanti serta tata perhiasan ari Majusha Nusantara. Untuk pementasan ini, kata Putut, pada tahap awal pada 2013 dilakukan riset yang mendalam tentang tokoh pemimpin perempuan kerajaan di nusantara. Terpilihlah Ratu Shima yang dikenal dari cerita bangsa Cina. Ratu yang adil dan tegas dalam memimpin kerajaannya.
Putut menyatakan tokoh ini sangat relevan dengan situasi sekarang dan berharap bisa menjadi suri teladan generasi muda. Tokoh budaya dan arkeolog Edi Sedyawati, ikut menjadi penasehat dalam pementasan ini. Selain riset tentang tokoh, dilakukan pula riset tentang corak motif pakaian yang menjadi kostum para penari.
Lucky Wijayanti melakukan eksplorasi melihat relief candi dan mencari literatur untuk motif kain yang akan dipakai para penari. "Motif bunga teratai, saya lihat di candi-candi. Lalu saya terapkan di kain untuk batik para penari," ujar Lucky.
DIAN YULIASTUTI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar