Jumat, 01 September 2017

Kisah Seorang Warga Binaan Lapas Perempuan Melawan Stigma Negatif Dalam Penjara

Laporan Wartawan Tribun Jabar, Putri Puspita

TRIBUNJABAR.CO.ID, BANDUNG - Tidak semua orang yang masuk ke dalam penjara adalah orang yang jahat.

Tidak mempunyai kekuasaan yang lebih membuat orang-orang di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) menjadi korban ketidakadilan.

Seorang Pegawai Negeri Sipil (PNS) di Cirebon yang tidak mau disebutkan namanya mengaku dirinya dikenai tuduhan korupsi yang sama sekali tidak dilakukannya.

Dituduh korupsi sebesar Rp 41 juta bersama tiga orang temannya membuatnya harus berada di dalam Lapas Perempuan Sukamiskin sejak bulan Juli 2017 lalu.

"Ini adalah hukuman di dunia, saya tidak bisa mengelak, sekarang saya fokus kepada amalan untuk akhirat saja," ujar wanita usia 50-an yang menggunakan kerudung hitam.

Matanya sembab oleh air mata, tetap tenang dan tidak gelisah di tunjukannya dengan selalu bersikap tegar di hadapan anak-anaknya ketika menjenguk.

Ia mengaku Ia tidak memiliki kekuasaan apapun sehingga bisa masuk ke dalam Lapas ini, argumennya di pengadilan kalah sehingga mendapat vonis setahun lebih.

Hingga saat ini Ia mengaku sering berdoa untuk diberikan keadilan yang sesungguhnya dan menurutnya doa-doa yang Ia panjatkan di dalam Lapas seringkali dikabulkan.

"Intinya saya harus belajar Ikhlas, biarkan saja takdir Allah yang membawa saya kesini," ujarnya.

Ia mengaku teman-temannya bahkan sesekali menjenguknya ke dalam Lapas, hal ini membuatnya terharu karena Ia masih merasa diterima di masyarakat.

Label seorang koruptor akan melekat di dalam dirinya dan menyulitkan ketika akan mencari pekerjaan kembali.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search