Liputan6.com, Jakarta Chang dan Eng Bunker lahir pada tanggal 11 Mei 1811 di sebuah desa nelayan di Provinsi Samutsongkram, sekitar 60 mil dari Bangkok. Ayah mereka adalah orang asli Tionghoa, sementara ibunya adalah Melayu Tionghoa.
Pada saat kelahiran mereka, bidan yang merawat ibu mereka merasa ngeri saat melihat ligamen tebal dan bengkok yang menghubungkan mereka. Awalnya, mereka diberi nama Jun dan In.
Chang dan Eng tumbuh menjadi anak laki-laki yang kuat. Mereka berlari, berenang, mendayung perahu, dan membantu keluarga menjual telur itik yang diawetkan. Tak pernah sekalipun mereka merasa rendah diri karena keduanya merupakan kembar siam yang saling menempel.
Hidup mereka berubah saat di masa remaja, seorang pedagang Inggris bernama Robert Hunter melihat mereka. Hunter yang awalnya mengira mereka adalah "binatang aneh," mengusulkan untuk membawa mereka ke Barat dengan menjual keduanya seabgai bintang pertunjukan.
Ibu Chang dan Eng mudah diyakinkan. Namun, Raja Siam kala itu, Rama III, tak ingin warganya dibawa oleh orang kulit putih. Butuh waktu lima tahun dan bantuan bujukan seorang kapten laut Amerika, Abel Coffin, untuk membujuknya.
Pada 1829, anak kembar yang berusia 17 tahun itu menaiki kapal Coffin ke Massachusetts. Ibu mereka menerima uang senilai 500 dolar dari Hunter dan dijanjikan akan menerima uang itu selama 30 bulan.
Chang dan Eng dilatih dan tampil untuk menghibur publik di seluruh Amerika Serikat. Mereka dikenal dengan julukan Si Kembar Siam dan mendapat uang dari pertunjukan tersebut.
Pada tahun 1830, keduanya berlayar ke Inggris untuk menemui dokter yang mendengar cerita mereka dan tertarik untuk memeriksa keduanya. Setahun berikutnya, mereka kembali ke Amerika dengan kondisi yang lebih sehat dan lebih kaya.
Sekembalinya mereka, Chang dan Eng memutuskan untuk berpisah dari Huner dan mencari manajer mereka sendiri. Merasa kini lebih berpendidikan, keduanya mulai menuntut dihormati dan melawan siapapun yang memperlakukan mereka dengan buruk.
Keduanya lalu bosan dengan pekerjaan mereka dan berharap dapat menjalani kehidupan yang tenang. Harapan mereka terkabul, seorang dokter muda dari North Carolina, James Calloway, mengundang mereka untuk dinaturalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar