Tim gabungan dari TNI melakukan operasi evakuasi warga dari kelompok kriminal bersenjata (KKB) di Tembagapura, Mimika, Papua. Tim itu terdiri dari 13 personel Parako Kopassus, 30 personel Yonif 715/Raider, dan Taipur Kostrad.
Aksi pembebasan warga dua desa, yakni Kimbely dan Banti, ini penuh dengan kisah. Salah satunya berasal dari Komandan Tim (Dantim) yang merupakan anggota Kopassus Lettu Inf Sukma Adipratama. Dia rela memberikan bekal makannya sehari untuk warga yang terlihat kelaparan.
Padahal, perjalanan operasi evakuasi ini tak mudah. Kepala Penerangan Kodam XVIII/Cendrawasih Kolonel Inf Muh Aidi menceritakan, perjalanan dimulai pada 12 November. Perjalanan operasi evakuasi membutuhkan waktu tempuh 5 hari 5 malam.
Perjalanan panjang itu bukan tanpa sebab. Pada siang hari, para personel ini tak bisa sembarangan dalam bergerak. Mereka mengendap-endap dan mempelajari situasi.
Demi menjaga kerahasiaan itu, para prajurit tersebut harus merelakan makan mereka. Karena, mereka khawatir saat membuka logistik akan menimbulkan gerakan dan suara.
Pada tanggal 17 November, tim dari TNI yang melihat anggota KKB menjauh dari masyarakat langsung melakukan penyerbuan. TNI memastikan KKB itu jauh dari warga agar bisa melakukan evakuasi.
"Setelah situasi di pastikan aman warga kemudian dikumpulkan dan ditawarkan untuk evakuasi," kata Aidi.
"Di situlah Dantim Kopassus Lettu Sukma Adipratama ketemu mama-mama asli Papua yang terlihat kelelahan dan seperti kelaparan sehingga tergerak hatinya untuk memberikan bekalnya yang seharian kemarin tidak sempat dimakan. Dia lebih mementingkan kondisi warga lebih membutuhkan," jelasnya.
Kini sejumlah warga telah dievakuasi ke daerah Tembagapura yang aman. Namun, untuk personel TNI masih tetap di lokasi lantaran para penduduk asli masih memilih untuk tetap tinggal.
"Saat pasukan pengaman tetap tinggal di lokasi mengamankan korban dan kampung. Tugas Tim Parako Kopassus selesai di Kimbely dan menunggu perintah selanjutnya," ucap Aidi pada Jumat (17/11).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar