Warga London asal Afrika Selatan, Stephen McGown, tak pernah membayangkan bahwa dirinya menjadi sandera kelompok militan al-Qaida selama lima tahun.
Tapi itulah yang terjadi. Perjalanan pulang kembali ke Afrika Selatan dengan menggunakan sepeda motor 'mengantarkannya' menjadi tawanan milisi al-Qaida di daerah di Gurun Sahara, Afrika.
Ia sengaja bersepeda motor, bukan dengan pesawat terbang, karena ingin mendapatkan pengalaman baru. Ia ingin menikmati petualangan menyusuri Afrika dengan kendaraan roda dua tersebut.
Saat berada di Timbuktu, Mali, pada 25 November 2011, McGown ditangkap milisi al-Qaida dan ditawan di satu tempat di Gurun Sahara.
Setelah menjadi sandera, McGowan mencoba untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan kelompoknya yang menahannya, yang antara lain berujung dengan keputusannya untuk masuk Islam, bukan secara paksaan tapi sukarela.
Ia masuk Islam enam bulan setelah ditangkap.
"Saya pemeluk Kristen dan ada banyak kesamaan kisah dalam Islam dan Kristen. Agama membuat saya tegar menjalani kehidupan di gurun," ungkap McGown.
Dua sandera lain, Sjaake Rijke dan Johan Gustafsson, juga masuk Islam.
Keputusan masuk Islam membuat perlakuan milisi terhadap McGown dan dua sandera lain berubah drastis.
Kelompok yang menawan mereka mengajak makan bersama dan salat berjamaah. Selain itu, beberapa milisi juga mengajari McGown belajar bahasa Arab untuk membantu memahami Alquran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar