CIKARANG, (PR).- Jejak rekam perjuangan terhadap agama dan tanah air para ulama pejuang Kabupaten Bekasi, akhirnya terdokumentasi. Profil serta kisah perjuangan para pahlawan bangsa ini diabadikan dalam buku yang resmi dirilis Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kabupaten Bekasi.
Pada buku setebal 279 halaman, MUI mengisahkan sembilan tokoh pejuang yang berjasa tidak hanya di wilayah Bekasi namun juga di tingkat nasional. "Buku ini diprakarsai MUI agar kita semua mengenali jejak hayat para pejuang pendahulu kita, memahami alam pikirannya, dan menarik ilham dari keteladanan mereka," kata Ketua MUI Kabupaten Bekasi, Nurul Anwar, Jumat 13 Januari 2018.
Berikut adalah 9 ulama pejuang tersebut:
- KH Abu Bakar bin Sulaiman
- KH Awing Syuhada
- KH Djahari
- KH Mahmud Maksum
- KH Raden Abdul Rosyad
- KH Muahammad Fudholi
- KH Muhammad Salim
- KH Ma'mun Nawawi
- KH Noer Alie (ulama sekaligus pahlawan nasional)
"Sudah pasti ada yang bertanya, mengapa hanya 9 ulama yang diulas, padahal Kabupaten Bekasi kan luas. Pertanyaan ini sangat bisa dipahami. Kami pun ingin agar buku ini memuat banyak lagi ulama pejuang namun belum bisa terpenuhi. Mudah-mudahan dengan kerja bersama, MUI dapat memrakarsai buku serupa dengan mengulas banyak ulama lagi," kata dia.
Menurut Nurul, buku ini disusun untuk menguatkan keterkaitan kaum ulama dengan kemerdekaan bangsa. Menurut dia, ulama turut berperan menjadikan Indonesia merdeka.
"Tapi, jika buku ini menggandengkan dua kata yakni ulama dan pejuang, tidak berarti semua ulama yang ditulis riwayatnya di buku ini, semuanya turut mengangkat senjata. Sebagain ada yang berjuang mengangkaty senjata, sebagian ada yang berjuang memberi pencerahan dan penyadaran kepada masyarakat. Masyarakat yang tercerahkan, akan lebih mudah untuk diajak berjuang membebaskan negeri," kata dia.
Buku ini terbilang istimewa karena mampu menyuguhkan pejuang, khusus dari Kabupaten Bekasi. Tidak banyak buku pejuang yang membahas tentang perjuangan dan profil pejuang di tingkat lokal. Belum lagi, buku ini pun dirilis oleh instansi resmi.
"Saya pikir tidak berlebihan jika kami menganjurkan agar buku ini dimanfaatkan di seluruh lembaga pendidikan, negeri atau swasta, di Kabupaten Bekasi sebagai bahan pengayaan untuk mata pelajaran sekolah," kata dia.
Pejuang produktif
Salah satu bahasan menarik dalam buku ini yakni kisah KH Ma'mun Nawawi yang dikenal sebagai ulama produktif. Hingga akhir hayatnya, ulama yang lahir pada tahun 1912 ini berhasil melahirkan 63 kitab. Selain ulama, Ma'mun Nawawi dikenal sebagai cendekiawan.
Kitab yang dia lahirkan bahkan menjadi referensi umum untuk mempelajari ilmu falaq dan astronomi. Tidak hanya di Indonesia, kitab dia digunakan juga oleh para mahasiswa Asia Tenggara dan Timur Tengah.
Selain memiliki ilmu pengetahuan yang luas, Ma'mun Nawawi pun turut serta dalam perjuangan bangsa. Dia berperan aktif dalam pembentukan Laskar Hizbullah. Hal itu dibuktikan dengan dilaksanakannya pelatihan semi militer bagi para santri di Pondok Pesantren Al Baqiyatus Sholihat yang dipimpinnya.
Setelah pelatihan, Laskar Hizbullah diterjunkan ke berbagai medan pertempuran seperti di Jombang di bawah pimpinan KH. Wahid Hasyim, di Surabaya di bawah pimpinan Bung Tomo dan di Bekasi di bawah komando KH Noer Alie.
KH Noer Alie pun dibahas dalam buku ini sebagai pejuang sepanjang hayat. Ulama terkenal ini menjadi salah satu ikon kebanggan masyarakat Bekasi, khususnya di front perjuangan antara Karawang-Bekasi.
Dalam buku ini disebutkan bahwa kisah kepahlawanan Noer Ali telah menginspirasi penyair besar, Chairil Anwar, untuk menyadur puisi yang sangat terkenal berjudul Karawang-Bekasi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar