
SURYA.co.id|PONOROGO - Sukeri (50) tampak sibuk mengupas kulit ubi menggunakan pisau tanpa gagang di depan pintu rumahnya, Selasa (27/3/2018) siang.
"Nanti direbus, buat dimakan," kata Sukeri saat ditemui di rumah RT03/RW03 Dusun Golandak, Desa Siwalan, Kecamatan Mlarak, Ponorogo.
Sukeri kemudian meletakan pisau dan ubi yang ia pegang dan masuk ke dalam rumah. Sukeri tampak pincang saat berjalan. Ia tidak bisa berjalan seperti orang normal.
"Rasanya seperti kesemutan, tapi sakit rasanya kalau berjalan," kata Sukeri saat ditanya sakit di kakinya.
Beberapa saat kemudian, Sukeri membuka pintu ruang tamu dan menggelar tikar. Sukeri kemudian mempersilakan masuk ke dalam rumahnya.
Sukeri belum pernah menikah. Ia tinggal sendirian di rumahnya. Ibunya yang biasa merawatnya sudah meninggal setahun silam.
"Dulu sama ibu, sekarang sendirian. Ibu meninggal lebaran tahun lalu," katanya saat berbincang.
Sukeri menderita tumor sejak kecil. Separo wajahnya tertutup tumor. Akibatnya, mata dan telinga kirinya tidak dapat berfungsi normal.
Selain di wajah, tubuh Sukeri juga dipenuhi benjolan tumor sebesar biji jagung dan ada juga yang sebesar kelereng.
Sukeri mengaku tidak ingat, sejak kapan ia menderita tumor. Ia hanya ingat awalnya tumor di wajahnya berukuran sebesar biji kedelai.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar