Senin, 12 Maret 2018

Sir William Henry Perkin dan Kisah Asal Mula Warna Ungu

PADA suatu hari, seorang mahasiswa berumur 18 tahun sedang membersihkan bejana kimia di laboratoriumnya. Sir William Henry Perkin muda kala itu baru saja melakukan percobaan yang gagal dan bermaksud membersihkan kotoran hitam di bejananya.

Saat itulah dia mendapati kotoran hitam tersebut berubah menjadi ungu ketika diencerkan dengan alkohol. Peristiwa di London pada musim semi 1856 itulah yang menjadi momen penting dan membuat dunia kita lebih berwarna, secara harfiah.

Sebelum kita bisa memproduksi pewarna artifisial untuk memerahkan lipstik yang Anda pakai atau membirukan celana yang Anda kenakan, zat pewarna hanya berasal dari bahan alami seperti tumbuhan, mineral, dan hewan invertebrata.

Karena berasal dari bahan alam, rentang pilihan warna yang dihasilkan pun sedikit. Alhasil, hanya orang-orang kaya yang mampu mengenakan berbagai barang, terutama tekstil, dengan warna yang lebih eksotis.

Akan tetapi, ketidaksengajaan di laboratorium Sir William Henry Perkin dua abad lalu telah mengatasi persoalan keerbatasan zat pewarna selamanya.

Ungu lantas menjadi warna yang sangat populer pada pertengahan abad ke-19. "Aneka variasinya mulai dari pink sampai lilac (ungu muda seperti bunga lavender), meramaikan tren busana saat itu," ujar Regina Lee Blaszczyk, Profesor Sejarah Bisnis dari University of Leeds yang juga pengarang buku "The Color Revolution".

Sir William Henry Perkin yang lahir 12 Maret 1838 menjadi salah seorang pengusaha sukses berkat penemuannya. Dia dianugerahi gelar kebangsawanan Inggris pada 1906, 50 tahun setelah penemuannya.

"Sir William Henry Perkin tidak ada bedanya dengan Bill Gates, Steve Jobs, dan Jeff Bezos saat ini," kata Regina Lee Blaszczyk membandingkan kesuksesannya dengan pebisnis besar zaman sekarang.

Hari ini, Google merayakan ulang tahunnya yang ke-180.

Karena serangga

Eksperimen gagal apa sebenarnya yang dilakukan Sir William Henry Perkin sampai dia akhirnya menemukan zat pewarna yang dikenal sebagai mauveine? Semua itu ada berhubungan dengan serangga paling mengganggu di kawasan tropis seperti Indonesia, nyamuk.

Sir William Henry Perkin bereksperimen dengan senyawa organik yang diekstrak dari batubara ketika dia berusaha mengolah kina untuk kebutuhan produksi obat malaria murah.

Pada abad ke-19, malaria adalah wabah yang umum ditemui di negara-negara jajahan Inggris di garis khatulistiwa.

Percobaan Sir William Henry Perkin boleh saja gagal dan obat malaria ampuh baru ditemukan perempuan Tiongkok, Tu Youyou, 116 tahun kemudian atau tepatnya pada 1972. Namun, percobaan gagal Sir William Henry Perkin telah menghasilkan warna ungu yang tak lagi identik dengan warna kerajaan.

Setalah Ratu Victoria mengenakan gaun ungu pada  pernikahannya tahun 1858, terjadilah kegilaan mode pertama dunia terhadap pewarna sintetis.

Padahal sebelumnya, ungu merupakan warna yang didentik dengan kerajaan terutama Romawi. Untuk pewarna alami, ungu sebelumnya hanya dihasilkan sejenis siput di kawasan laut tengah. Ekstraksinya pun tergolong sulit. Betapa tidak, dari sekira 10.000 ribu siput, hanya bisa dihasilkan 1 gram pewarna ungu.***

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search