Sabtu, 02 Juni 2018

Devosi Kebangsaan ''Maria - Bunda Segala Suku'' ini Kisah di Baliknya

POS-KUPANG.COM|JAKARTA - Diawali dari Keuskupan Agung Jakarta, devosi terkini kepada Bunda Maria menyebar ke seluruh Indonesia dalam saat yang tidak pernah bisa diduga sebelumnya.

"Maria - Bunda Segala Suku" adalah sebutan istimewa untuk Bunda Maria dan disebut fenomenal karena terkait dengan merebaknya acaman terhadap keutuhan kebangsaan dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

"Di dunia ini tidak ada yang kebetulan," tegas Uskup Agung Jakarta, Mgr. Suharyo Pr dalam pidatonya saat memberi penghargaan kepada pemenang lomba seni rupa, patung dan fotografi dengan tema "Maria, Bunda Segala Suku", pada 22 Mei 2017 lalu.

Pengumuman pemenang sayembara lomba lukis, patung dan fotografi seharusnya dilakukan pada 30 Mei 2016 atau setahun setelah pembukaan resminya pada 30 Mei 2015.

Karena berbagai alasannya pengumuman baru terjadi pada 22 Mei 2017, ketika Indonesia terpolarisasi berlatarbelakang agama di Pilkada DKI Jakarta berlangsung.

Baca: Toleransi Beragama di Sikka, Remaja Masjid Kalungkan Bunga ke Patung Bunda Maria

Kunjungan Panitia ke Uskup Agung Semarang, Mgr. Y. Pujasumarta Pr (duduk paling kiri).
Kunjungan Panitia ke Uskup Agung Semarang, Mgr. Y. Pujasumarta Pr (duduk paling kiri). (ISTIMEWA)

"Tidak ada suatu yang kebetulan. Mengapa lomba ini harus terundur dua tahun baru kita ketahui setelah kita memasuki masa sulit dalam membangun kerukunan karena toleransi menjadi masalah kehidupan berbangsa.

Dan Maria Bunda Segala Suku adalah jawaban dan hadir ketika Indonesia berada pada masa suli seperti sekarang ini," ujar Uskup Agung Jakarta, Mgr I. Suharyo Pr, seperti ditirukan oleh Gregorius Gomas Harun, pencetus ide Lomba Seni Rupa, Patung dan Fotografi bertajuk "Maria – Bunda Segala Suku," yang keterangannya diterima TribunJakarta pada Jumat (1/6/2018).

Baca: Tokoh Muslim Kampung Buton Bawakan Doa Penerimaan Patung Bunda Maria

Gomas mengisahkan, lomba yang dibuka pada 2015 berangkat dari janjinya untuk membaktikan diri kepada Bunda Maria dengan caranya.

Maka, jadilah ide membuat lomba tersebut sebagai sarana untuk mengumpulkan berbagai karya seni berthemakan Bunda Maria yang merupakan hasil karya anak bangsa dengan bertitik tolak pada budaya masing-masing suku.

Menurut Gomas, hasil karya hasil lomba tersebut nanti akan ditempatkan pada sebuah museum yang sekarang telah memasuki tahap perencanaan.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search