
"Tegang pasti, cuma karena itu merupakan sebuah kewajiban dan sudah jadi bagian dari diri sendiri jadi, ya jalanin aja. Deg-degan pasti tapi ya, itu adalah tugas dan tanggung jawab saya jadi ya harus dijalani," ujar wanita yang akrab di sapa Rachel ini saat berbincang dengan kumparan, Minggu (24/6).
Dalam mengatasi perasaan tegangnya saat menangani aksi terorisme itu, Rachel cukup membangkitkan percaya diri, berkonsentrasi, dan berpikir positif. "Fokus, konsentrasi, dan percaya diri apa yang mau dilakukan tuh pasti nanti hasilnya baik," imbuhnya.
Baca Juga :
Ia bersyukur selama ini tugas yang dia laksanakan berjalan dengan baik, termasuk penanganan aksi teror di Rutan yang berada di Mako Kelapa Dua, Brimob, pada Selasa (8/5) lalu. Menurutnya, hal itu tidak terlepas dari kerja keras dia selama ini dalam berlatih. Rachel yang mengaku suka senjata laras panjang ini menyebut telah berlatih menambak sudah sejak awal berdinas di kepolisian.

Tak lama lagi, Rachel akan menjalani tugas baru di Sudan sebagai bagian dari pasukan perdamaian dalam satu sampai dua tahun. Ia lolos seleksi Individual Police Officer. Menurut dia, lolosnya ia berkat kerja keras dan kesabaran dalam menjalankan tugas.
"Iya, jadi kalau kita enggak ada kerja keras cuma yang instan-instan saja hanya sekadar itu. Jadi harus usahanya, harus ada yang dibuat supaya kita dapat apa yang seperti ini kita dapatkan. Segala sesuatu itu enggak ada yang instan, harus ada prosesnya. Jadi kalau kita enggak menjalani proses, kita enggak punya hasil yang baik," paparnya.
Rachel telah menjalani berbagai penugasan, termasuk satu-satunya wanita yang ada dalam tim penyelesaian konflik di Mako Brimob. Wanita yang hobi terjun payung itu telah bergabung menjadi anggota Brimob sejak tahun 2009.
Setelah lulus Sespolwan, Rachel langsung bergabung di tim Gegana. Di luar tugas, Briptu Rachel juga tergabung dalam band D'Brims yang beranggotakan anggota Brimob. Rachel menjadi vokalis D'Brims.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar