Selasa, 12 Juni 2018

Kisah Keluarga Pemulung di Tangsel, Sulitnya Wujudkan Mimpi Mudik sejak 15 Tahun Lalu

TANGERANG SELATAN – Mendekati hari raya Idul Fitri 1439 Hijriah yang jatuh pada Jumat 15 Juni 2018, jutaan masyarakat tercatat berangsur-angsur menjalani tradisi mudik ke kampung halaman masing-masing. Rasa bahagia bercampur tebalnya rindu pun selalu membayangi mereka selama di perjalanan.

Namun suasana itu tidak pernah dirasakan oleh keluarga kecil Endra Jaya (51) dan istrinya Tugina (43). Pasangan suami-istri (pasutri) yang bekerja sebagai pemulung barang bekas tersebut tak pernah bisa merasakan prosesi mudik sejak 15 tahun lalu, lantaran kemiskinan yang dialami.

BERITA TERKAIT +

"Kalau dekat-dekat mau lebaran begini, kita suka sedih aja mas, karena sudah lima belas tahunan ini nggak pernah bisa mudik. Kerjaan saya dan bapaknya cuma mulung. Boro-boro mau mikirin hal lain buat Lebaran, bisa ngumpulin untuk beli makan saja sudah alhamdulillah," tutur Tugina kepada Okezone usai memulung di Jalan Griya Loka, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel), Senin (11/6/2018) malam.

Aktivitas memulung telah dilakukan Endra dan istrinya sejak puluhan tahun silam. Ketika itu mereka masih sempat menengok keluarga besar Tugina yang berada di Sragen, Jawa Tengah. Walaupun beberapa tahun berikutnya, kondisi ekonomi membuat keluarga malang ini kian sulit menabung demi bisa mudik pada hari raya.

"Keluarga besar kan di sana semua. Dulu pernah mudik, tapi ya makin ke sini makin sulit. Sampai Lebaran tahun ini saja kita tetap enggak bisa berangkat (mudik). Kan kalau mudik itu biayanya juga banyak, enggak hanya ongkos," tambah dia.

Dari hasil pernikahannya, pasangan Endra Jaya dan Tugina dikaruniai dua putri. Keduanya kini beranjak ke usia remaja. Mereka adalah Safitri Jayanti (18) dan Novi Triyanti (10). Malangnya, putri yang tertua, Safitri, tak sempat mengenyam pendidikan sekolah usai terjatuh dan mengalami gangguan di saraf kepala saat berusia 2 tahun.

"Kalau kakaknya (Safitri), memang enggak sekolah. Waktu kecil jatuh dari bangunan lantai 2. Disuruh dokter untuk operasi, tapi kita enggak punya biaya. Ya sudah jadi seperti ini. Kadang suka sakit kepalanya. Akhirnya enggak bisa sekolah. Kalau adiknya, sekarang sekolah di SDN 2 Rawa Buntu," ucap Tugina.

Sebelumnya

1 / 2

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search