:strip_icc():format(jpeg)/liputan6-media-production/medias/2258437/original/003267400_1529886572-FB_IMG_1529847360369.jpg)
Liputan6.com, Jakarta - Wa Tiba (54), wanita yang tewas ditelan ular piton asal Desa Lawela Kecamatan Lohia Kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara, ternyata sudah lama diteror ular. Ibu satu orang anak ini diteror kawanan ular sejak 2014.
Namun, Wa Tiba tetap nekat mengolah kebunnya, meskipun sudah berkali-kali berpapasan dengan ular berukuran besar. Alasannya, dia berani karena selalu minta dilindungi dengan doa oleh salah seorang saudaranya.
Saudaranya tersebut bernama La Hino (50). Ia yang merupakan salah seorang orang tua di kampung itu membeberkan sejumlah cerita sebelum Wa Tiba tewas. Adik kandung korban ini menceritakan, sejak 4 tahun lalu Wa Tiba sering mengeluh melihat ular besar di sekitar kebunnya.
"Setiap dia lihat ular itu, dia minta saya doakan. Dengan berdoa, ular tidak muncul lagi selama beberapa waktu, tapi kemudian muncul lagi," ujar La Hino, Minggu (24/6/2018).
Keluhan Wa Tiba terakhir terjadi sekitar 6 bulan sebelum dia ditelan ular piton. Kepada La Hino, Wa Tiba mengaku melihat sosok laki-laki berserban di dekat gua yang duduk memecahkan batu gamping.
Saat akan disapa, laki-laki tersebut kemudian menghilang. Tidak berapa lama, Wa Tiba kemudian kembali melihat ular di sekitar kebunnya.
"Tidak hanya itu, Wa Tiba ternyata memelihara ayam di kebunnya. Ayamnya habis karena dimakan ular," ujar La Hino.
Kepala Desa Lawela, La Faris, mengatakan bukan Wa Tiba saja yang kehilangan ayam dan ternak lainnya. Warga di sekitar lokasi kebun Wa Tiba juga hampir tidak memelihara ayam karena memang sudah dihabisi ular piton.
"Malah, saya ketemu kakaknya almarhum, dia cerita kalau Wa Tiba tinggalkan sisa makanan di pondok kebunnya, sering tak bersisa karena dihabiskan ular," ujar La Faris.
Kata La Faris, jika pondok Wa Tiba didatangi ular dan makanannya dihabiskan, wanita ini biasanya mengumpat. Padahal, menurut kepercayaan orang kampung, seharusnya jangan dan dibiarkan saja.
"Sebab, kami percaya karena itu bisa saja bukan sembarang," ujar La Faris.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar