Salah satu 'zombie' tersebut adalah Kenneth Scalir. Pria berusia 48 tahun asal California, Amerika Serikat, tersebut mengaku biasa menghabiskan waktu satu jam tiap harinya untuk mengunjungi MySpace.
"MySpace sudah menjadi bagian besar dalam hidup saya. Saya telah berkenalan dengan banyak orang, walaupun tidak semua pernah saya jumpai secara langsung, dan belajar mengenai fesyen dan musik baru. Itu memberikan kesenangan tersendiri. Ketika saya tidak memiliki pasangan, paling tidak saya punya MySpace," ujarnya.
Scalir pertama kali membuat akun MySpace pada awal 2004, atau sekitar enam bulan setelah platform tersebut diluncurkan. Ia menyukai bagaimana cara media sosial tersebut memungkinkan user untuk melakukan kustomisasi profil dan mencari lagu-lagu baru. Pada masa awal ia menggunakan MySpace, ia kerap melakukan chatting dengan sejumlah user lain dan bahkan menyempatkan untum bertemu secara langsung.
"Pada saat itu, MySpace sangat mrmbuat saya ketagigan," ucapnya, sebagaimana detikINET kutip dari the Guardian, Senin (11/6/2018).
Kini, cerita seakan berbalik 180 derajat. Ketika Scalir masuk ke MySpace, ia sudah sangat jarang berinteraksi dengan manusia, walau dirinya memiliki lebih dari 700 ribu koneksi, dan lebih sering menghabiskan waktunya di platform tersebut dengan melakukan permohonan pertemanan dan memberikan komentar atau like pada foto karena banyak pemilik akun media sosial tersebut membiarkan profilnya terbengkalai.
Hal tersebut diperparah karena user sudah tak lagi bisa melakukan kustomisasi profilnya sesuka hati. Tidak hanya itu, laman utama platform tersebut juga memunculkan sebuah ajakan untuk melakukan koneksi dengan Avicii, seorang disc jockey asal Swedia yang sudah meninggal April lalu. Fenomena ini pun, seperti penjelasan di atas, membuat MySpace ibarat kuburan dengan zombie sebagai penghuninya.
Selain Scalir, ada Ray Maldonado, pria berusia 25 tahun asal Bronx, Amerika Serikat. Ia menyebut dirinya sendiri sebagai 'satu-satunya yang selamat' di dalam MySpace, seraya menegaskan kesetiaannya pada platform tersebut yang sudah digunakannya sejak Mei 2007.
Dulu, ia mengaku sering menggunakan MySpace untuk berinteraksi dengan teman-teman sekolahnya dan selebriti seperti Miley Cyrus. Kini, kebanyakan ia hanya melakukan update status dan membaca artikel mengenai budaya pop di dalam platform tersebut.
"Saya sudah lama menyukai MySpace. Terkadang, ungkapan bahwa MySpace sudah mati malah memotivasi saya untuk membuktikan bahwa orang-orang yang berkata demikian salah," katanya.
Di samping dua pengguna setia MySpace tersebut, masih ada Jennifer Baca, produser film berusia 49 tahun. Pertama kali bergabung pada 2010, Baca mengaku bahwa media sosial tersebut sangat berguna untuk mempromosikan karyanya karena para aktor kerap membicarakan mengenai film dan melahirkan banyak penggemar.
Menariknya, para user loyal MySpace tersebut memiliki kesamaan lain selain masih bertahan untuk menggunakan media sosial tersebut, yaitu ketiganya mengaku tidak menyukai Facebook. Menurut Baca, dirinya merasa lebih aman di MySpace ketimbang di jejaring sosial buatan Mark Zuckerberg tersebut.
Lalu, Maldonado mengatakan bahwa dirinya memang tidak pernah menyukai Facebook sedari awal. Sedangkan Scalir berpendapat bahwa terlalu banyak orang di dalam Facebook, padahal ia sebenarnya tidak ingin melakukan interaksi dengan orang-orang tersebut.
"Saya sangat percaya bahwa akan ada suatu masa ketika MySpace menjadi populer lagi, tapi itu membutuhkan kerja keras dari user dan orang-orang yang berada di dalam MySpace," pungkas Maldonado. (mon/rou)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar