Selasa, 07 Juni 2016

Tafsir Al Misbah: Mengenali Tuhan Melalui Kisah Nabi Ibrahim

Metrotvnews.com, Jakarta: Rasulullah Ibrahim Alaihi as-Salam dikenal sebagai bapak para nabi. Ia lahir di kota Ur atau Irak dan hidup di kisaran 2818 Sebelum Masehi. Di dalam Alquran, sebuah kisah menarik digambarkan saat Nabi Ibrahim berbincang dengan ayahnya, Azar bin Nahur ihwal keimanan. Dialog keduanya direkam Alquran dalam surat As-Syuaro dimulai dari ayat 70 melalui pertanyaan Nabi Ibrahim "Apakah yang kamu sembah?".

"Kami menyembah berhala-berhala dan kami senantiasa tekun menyembahnya," jawab Azar seperti dalam ayat 71.

Mendengar jawaban itu, Nabi Ibrahim kembali bertanya "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudarat (sesuatu yang tidak menguntungkan)?."

Ayah Nabi Ibrahim pun menjawab "(Bukan karena itu) sebenarnya kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian."

Menurut ulama dan pakar tafsir KH Quraish Shihab, pertanyaan Nabi Ibrahim yang diteruskan dengan pernyataan-pernyataan untuk mengenalkan Allah SWT kepada ayah dan kaumnya mengandung banyak hikmah. Termasuk pada As-Syuaro ayat 76-77, ketika Nabi Ibrahim berkata "karena sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan Semesta Alam." 

"Yang dimaksud musuh adalah sesuatu yang memberi mudarat, berbeda dengan teman yang memberikan manfaat," kata Profesor Quraish Shihab dalam tayangan Tafsir Al-Misbah di Metro TV, Selasa (7/6/2016).

Di ayat selanjutnya, Nabi Ibrahim berkata Dialah yang memberiku petunjuk, Dialah yang memberi makan dan minum, dan menurut Quraish Shihab, yang menarik lagi adalah ketika Nabi Ibrahim mengatakan "Dialah yang apabila aku sakit," bukan dengan kata "ketika aku diberi sakit",  maka Dia yang menyembuhkan. 

"Karena rasa sakit itu termasuk perkara yang tidak menyenangkan maka jangan nisbahkan (sandarkan) sesuatu keburukan kepada Tuhan. Sebab, kita yang salah karena tidak mengikuti tuntunannya," kata Quraish Shihab.

Pada ayat sebelumnya, tampak pula gambaran bahwa Tuhan adalah yang telah memberi petunjuk. Quraish Shihab menjelaskan bahwa petunjuk yang datang kepada manusia memiliki bentuk yang bermacam-macam. Dalam dua pola besar, petunjuk bisa diterima manusia melalui kesadaran atau pun di luar kesadaran.

"Janin di dalam perut manusia ketika hendak lahir dia berbalik, siapa yang memberi petunjuk?, kemudian siapa yang mengajari dia menangis ketika buang air kecil?, ya, Allah SWT. Contoh lain, karunia berupa pandangan mata, yang besar bisa dilihat kecil, contohnya bintang itu besar, tapi terlihat kecil, maka mata berpotensi keliru. Akan tetapi kemudian semuanya bisa diproses melalui karunia akal, namun akal juga bisa keliru." terang dia. 

Pada titik ini, kata Quraish Shihab, yang ada hanya tuntunan agama. Hanya melalui tuntunan agama seseorang bisa sampai kepada hakikat Tuhan yang sebenarnya.

"Yang tidak salah adalah tuntunan agama, yakni yang mengenalkan Tuhan melalui pemberian petunjuk dari mulai naluri, pancaindera, akal dan seterusnya," kata Quraish.
 
(SBH)

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search