Pada saat perayaan Hari Raya Idul Fitri 1437, tiap orang dipastikan akan menghadiri atau mendapat undangan dari acara halal bihalal. Acara ini memang telah rutin dilakukan dan dapat dikatakan telah menjadi kebiasaan masyarakat Indonesia.
Yang menarik ternyata halal bihalal menyimpan sebuah cerita di dalamnya. Meski kata 'halal bihalal' berasal dari Bahasa Arab, kisah yang ada di belakang tradisi ini merupakan ide dari anak bangsa Indonesia.
Ada sebuah cerita dibalik tradisi halal bihalal yang telah melekat pada hati dan benak masyarakat Indonesia. Kata 'halal bihalal' sendiri pertama kali dicetuskan oleh K.H. Wahab Chasbullah. Kata ini awalnya digunakan untuk meredam suasana politik yang panas kala itu.
Pada tahun 1948 silam, Presiden Soekarno memanggil K.H. Wahab Chasbullah untuk dimintai pendapat tentang situasi negeri kala itu. Pasalnya banyak terjadi banyak pemberontakan dan kerusuhan.
Akhirnya Wahab memberikan saran untuk melakukan silaturahmi karena pada saat itu (setelah ia dipanggil Soekarno) telah mendekati Hari Raya Idul Fitri. Tetapi Presiden Soekarno memintanya mencari 'nama' lain karena silaturahmi dianggap telah umum.
Alhasil Wahab menyarankan untuk menggunakan kata 'halal bihalal' untuk saling menghalalkan (menghilangkan) keharaman (dosa). Nama ini akhirnya disetujui dan digunakan Soekarno dalam acara silaturahmi setelah lebaran. (fif)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar