SUDAH dua tahun lebih Jamal (21) alias Andriani berada di lokasi penampungan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa. Tepatnya berada di binaan Yayasan Mentari Hati Tasikmalaya di komplek bekas Terminal Bus Cilembang, Kota Tasikmalaya.
Jamal awalnya ditemukan oleh Dadang Heryadi pengelola yayasan di Komplek Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya dalam keadaan setengah bugil. Pemuda itu hilang ingatan. Bicara sendiri, kadang tertawa sendiri dengan kondisi badan bau dan kotor.
Seorang pegadang pasar waktu itu memberitahu Dadang soal keradaan pemuda yang alami gangguan jiwa itu. Dadang langsung membawa Jamal ke penampungan. Jamal kemudian dimandikan, dirawat, diberi makan, dan sampai akhirnya secara perlahan ingatannya kembali normal.
Saat puasa ini Jamal rajin berpuasa. Mendirikan salat lima waktu dan membantu kegiatan yayasan mengurus warga binaan lain yang mengalami gangguan jiwa.
Di tempat itu terdapat 237 orang yang dirawat oleh Dadang. Jamal membantu menyiapkan makanan atau pekerjaan lainnya.
Menjelang Lebaran ini, Jamal ingin pulang ke rumahnya. "Rumah saya di Desa Cihurip Kabupaten Garut," katanya Selasa 5 Juli 2016, ketika ditemui "PR".
Gayung bersambut, karena saat itu dari Yayasan Dangiang Galuh Pakuan pimpinan Sopian datang memberikan bantuan untuk memulangkan Jamal. Selain itu, Yayasan Dangiang Galuh Pakuan memberikan bantuan beras, mie instan, telur gula, sabun dan kebutuhan lainnya untuk membantu warga yang alami gangguan jiwa.
"Ini kami mendapat titipan dari Kang Dedi Mulyadi yang juga Bupati Purwakarta berupa makanan dan uang untuk memulangkan warga yang sudah sehat," kata Sopian.
Bantuan itu diterima langsung oleh Dadang. Menurut Dadang, dari 237 orang yang sekarang ditangani, ada delapan orang siap dipulangkan. Perioritas utama tiga orang yaitu Jamal asal Garut, Fitri asal Langkaplancar Kabupaten Pangandaran dan Ani Bandung. "Saya bersyukur akhirnya ada bantuan untuk memulangkan, kata Dadang.
Jamal sendiri terharu karena Lebaran bisa pulang ke rumahnya. Dia sendiri lupa wajah ibu dan bapakanya, makanya sangat kangen ingin bertemu di momen sangat indah yaiutu Idul Fitri.
Jamal sendiri kata Dadang belum banyak bercerita soal masalah dihadapi sampai dia mengalami gangguan jiwa waktu itu. Selintas hanya bercerita bahwa dia bekerja di Bandung. Setelah itu dia tak ingat. Kepada Dadang, Jamal memohon kalau tak betah di kampung halaman bisa kembali ke penampungan."Saya senang bisa pulang. Kalau nanti tak kerasan, saya mohon diizinkan membantu yayasan," kata Jamal.
Memang satu persatu orang di lokasi binaan pulang saat kondisinya sudah sehat. Tapi saat dipulangkan kadang ada penolakan dari warga asalnya. Seperti dua minggu lalu, Dadang memulangkan Nurhadi ke Bantul setelah dirawat sembilan bulan. Saat di Bantul, keberadaan Nurhadi ditolak, sebab dulu waktu gangguan jiwa merusak rumah warga dan lainnya. Setelah dijelaskan soal kondisi Nurhadi sudah sehat, akhrinya ada kepala dusun mau menampung untuk menjadi penyabit rumput untuk pakan sapi.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar