Jumat, 04 November 2016

Kisah Pilu 2 Ayah Kehilangan Anaknya karena Kabut Asap Riau

Liputan6.com, Pekanbaru - Muhanum Anggriawati, anak dari Mukhlis, sudah setahun lalu meninggal dunia. Tepat pada 10 September 2015 lalu, murid SD ini mengembuskan nafas terakhir karena pekatnya kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan pada tahun lalu.

Setahun berlalu, 15 perusahaan yang diduga menjadi biang asap di Riau dan disinyalir penyebab kematian Hanum, perkaranya dihentikan Polda Riau. Alasannya karena tidak cukup bukti. SP3 pun dikeluarkan, dan 15 perusahaan tadi terbebas dari jeratan hukum.

Mukhlis yang dihadirkan ke Pengadilan Negeri Pekanbaru untuk memberikan testimoninya terkait praperadilan 15 perusahaan mengaku tak begitu paham soal SP3. Ia hanya berharap, sanksi tegas diberikan kepada 15 perusahaan yang diduga menjadi pembakar hutan di Riau.

"Yang jelas sepengetahuan saya, perkaranya dihentikan. Kalau ditanya harapan, ya (SP3 itu) dicabutlah," tegas Mukhlis menjawab pertanyaan Hakim Sorta Ria Neva, Kamis (3/11/2016).

Warga Tenayanraya ini menyatakan, anaknya sakit dan meninggal dunia karena kabut asap. Hal itu diperolehnya setelah membawa Hanum, biasa dipanggil, ke Puskesmas terdekat.

"Sewaktu di Puskesmas, itu petugas di sana menyatakan anak saya sakit karena kabut asap. Karena sakitnya semakin bertambah, saya bawa ke Rumah Sakit Arifin Ahmad," kata Mukhlis di depan Hakim Sorta.

Beberapa hari dirawat, Hanum sempat tak sadarkan diri terbangun sebentar. Hanum berbisik ke Muhklis bahwa dirinya sudah tak ada lagi di dunia lagi.

"Kata anak saya dia tak di dunia lagi. Beberapa hari kemudian, anak saya meninggal di rumah sakit," sebut Mukhlis.

Sampai sekarang, Mukhlis mengaku tak pernah menerima rekam medis anak perempuan sulungnya itu dari rumah sakit. Meski demikian, Mukhlis yakin anaknya meningal karena asap.

"Sampai sekarang tidak pernah menerima rekam medis dari rumah sakit. Belum saya terima sampai sekarang," ucap dia.

Pengakuan Mukhlis ini membuat Hakim Sorta prihatin. Dia mengucapkan turut berbela sungkawa atas meninggalnya Hanum. "Kita semua menjadi korban," sebut Sorta.

Meski tak tahu apa saja perusahaan yang terlibat dalam pembakaran lahan pada tahun lalu, Mukhlis berharap SP3 yang dikeluarkan Polda dicabut. "Kalau bisa dicabut itu SP3 nya," tegas Mukhlis.

1 dari 2 halaman


Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search