Laporan Wartawan Tribun Pontianak, Anes Viduka
TRIBUNPONTIANAK.CO.ID,PONTIANAK - Bertepatan dengan tayang perdana film Istirahatlah Kata-Kata secara serempak di Indonesia, Sutradara bersama Produser dan sejumlah pemainnya mengadakan diskusi film tersebut di Canopy Center, jalan Purnama II, Pontianak, Kalimantan Barat, Kamis (19/1/2019).
"Istirahatlah kata-kata" merupakan film yang terinspirasi dari puisi dan kisah hidup seorang penyair sekaligus aktivis, Widji Thukul.
Widji Thukul dikenal karena kelantangannya meneriakan ketidakadilan para penguasa.
Pada bulan Juli 1996, terjadi kerusuhan di Jakarta, Widji Thukul dan beberapa aktivis pro demokrasi diminta bertanggung jawab atas peristiwa tersebut karena dituduh sebagai pemicu kerusuhan.
Wiji Thukul pun melarikan diri ke Pontianak, dan bersembunyi selama 8 bulan. Disana, Wiji tinggal berpindah-pindah rumah, bahkan tinggal ditempat yang sama sekali tidak ia kenal. Wiji mengawali pelariannya denga rasa takut yang mendalam karena dirinya menjadi buronan.
Di Solo, Sipon (istri Widji Thukul) dan kedua anaknya hidup dalam tekanan, rumahnya diawasi polisi, dan beberapa kali Sipon dibawa kekantor Polisi untuk diinterogasi.
Pada bulan Mei 1998, Widji Thukul menghilang, sebulan sebelum Soeharto diturunkan oleh rakyatnya sendiri.
Film yang disutradarai Yosep Anggi Noen ini akan tayang perdana di bioskop seluruh Indonesia pada tanggal 19 Januari 2017.
Seperti apa puisi Istirahatlah Kata-Kata, simak video singkat di atas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar