Laporan Wartawan Tribun Jateng, Rival Almanaf
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Semerbak wangi dupa langsung menusuk hidung saat Tribun Jateng memasuki rumah produksi yongsua alias dupa di Desa Waru, Mranggen, Demak.
Di pekarangan belakang rumah dengan luas kira-kira 100 meter x 50 meter terbentang ribuan batang dupa berwarna merah menyala yang sedang dijemur.
Meski tidak ada satupun yang dibakar pagi itu, namun wanginya mampu menyingkirkan bau tidak sedap dari comberan di parit yang lokasinya bersebelahan dengan rumah produksi milik Suparno tersebut.
Setidaknya ada enam pekerja di rumah produksi yang berdiri sejak 15 tahun lalu itu.
Mereka memiliki tugas masing-masing mulai dari memotong bambu menjadi ukuran lidi sebagai bahan dasar.
Ada yang mengoleskan serbuk kayu, mengoles minyak, pewangi, pewarna, hingga menjemur.
"Ini kami sedang membuat pesanan kurang lebih dua ribu batang dupa untuk dikirim ke Semarang," jelas Suparno, Kamis (19/1/2016).
Dengan harga per batang Rp 350, secara hitungan kasar minimal Rp 700 ribu ia dapat dari pesanan itu.
Namun menurut pria 52 tahun tersebut angka-angka itu selalu mengalami penurunan setiap tahun.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar