Jumat, 13 Januari 2017

Kisah Pilu Pasutri Miskin di Buleleng, Beli Beras Tak Mampu, Suami Nyaris Kehilangan Kaki

TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA- Ni Nyoman Mariasih (50) membuat saab (kerajinan untuk upacara) dari daun kelapa yang dirangkai dengan kertas karton menggunakan jarum benang di depan rumah sederhananya di Banjar Delod Margi, Desa Nagasepeha, Kecamatan Sukasada, Buleleng, Bali, Kamis (12/1/2017).

Sementara suaminya, I Ketut Seken tidur di sampingnya.

"Saya buat saat ini biar ada kerjaan saja, hari ini saya gak dapat kerja," ucap Mariasih.

Saab itu kemudian dijualnya ke pasar dekat rumahnya. Satu biji dihargainya Rp 1.500.

Dalam sehari rata-rata hanya laku 10 biji, yang uang hasil penjualan itu digunakannya untuk makan sehari-hari.

Itu belum dipotong modal pembelian bahan Rp 500 per biji. Bisa dikatakan dalam sehari-hari, ia hanya mendapatkan hasil Rp 10.000 saja.

"Kalau dibilang cukup ya tidak cukup, saya cukup-cukupkan saja untuk makan sehari-hari," katanya.

Sementara sang suami, Ketut Seken sudah hampir dua tahun ini lumpuh karena penyakit kencing manis yang dideritanya.

Sebelum lumpuh, Seken bekerja sebagai buruh harian lepas dengan upah tidak seberapa.

Karena sakitnya ini, praktis dia tidak mampu lagi bekerja mencari nafkah.

Terlebih telapak kaki kanannya terluka yang tidak kunjung sembuh.

Tidak jarang telapak kakinya itu keluar darah dan nanah.

Selama ini dia hanya mampu berobat ke puskesmas berbekal Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan tidak pernah berobat ke dokter umum karena tidak adanya biaya.

Ia sempat memeriksakan diri ke RSUD Buleleng, kala itu dokter menyarankan kakinya itu untuk diamputasi karena sudah tidak bisa disembuhkan.

Tetapi Seken menolak saran itu karena takut kehilangan kakinya. Setiap hari, ia hanya mampu berjalan ke kamar mandi menggunakan tongkat yang dibuatnya sendiri dari potongan batang pohon, itupun dengan tertatih.

"Saya sakit kencing manis, sejak 14 Oktober 2015 gak bisa apa-apa hanya bisa diam. Gak bisa kerja, jalan bergetar harus pakai tongkat dari batang pohon. Dulu saya meburuh tukang. Sejak kencing manis ini gak bisa kerja," ungkap Seken.

Pasangan suami istri ini sehari-hari bertahan hidup hanya dari penghasilan Mariasih Rp 10.000 itu. 

Uang itu tidak dibelikannya beras karena tidak cukup untuk makan sehari, Mariasih biasa membelanjakannya untuk membeli jagung pengganti beras.

Let's block ads! (Why?)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

Incoming Search