PROKAL.CO, Kakek Karmidan (68) beberapa hari terakhir ramai menjadi perbincangan di media sosial (Medsos) Facebook. Itu setelah fotonya sedang berjualan keripik singkong diuplod ke medos dan jadi viral, siapa sebenarnya sosok Karmidan?
MEMASUKI usia senja hendaknya tinggal menikmati hidupnya dengan bersantai di rumah, berkebun maupun bermain dengan cucu. Apalagi memasuki usia senja, kualitas hidup sangatlah menurun dan mudah sakit. Namun bagi Karmidan (68) penjual keripik singkong yang setiap harinya berjualan di depan Kompleks SDN 6 Langkai Jalan RTA Milono Palangka Raya hingga masa tuannya, dia tetap berusaha dan mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan hidupnya.
Warga yang tinggal di Kompleks SDN 6 Langkai Jalan RTA Milono Palangka Raya ini baru sekitar dua hingga tiga bulan menjajakan dagangannya di pinggir jalan. Dengan menggunakan gerobak yang dimodifikasi dengan sepeda motor ini mampu membawanya bepergian hingga berkeliling menjual dagangannya. Tetapi selama ini hanya menjual di depan sekolah saja, selain dekat rumah juga tidak ingin meninggalkan isterinya yang seorang diri.
Menjadi pedagang keripik singkong ini menjadi profesinya yang sudah kesekian kalinya, karena memang selama ini sudah bergonta ganti menjadi pedagang demi mencukupi kebutuhan hidupnya. Mulai menjadi penjual buah, balon, permen hingga makanan lainnya pernah digeluti. Tetapi menjual keripik singkong ini berkat ide sang isteri bernama Sumiatun. Pasalnya selama menjadi pedagang selalu mengalami kerugian dan barang dagangannya ini tidak jarang basi.
Namun menjual keripik singkong ini sendiri juga diberikan berbagai varian rasa, baik balado, rasa ayam bakar hingga barbeque. Dengan bermodalkan uang Rp200 ribu sang kakek mampu menghasilkan untung dua hingga tiga lipat. Sedangkan untuk bahan bakunya sendiri membeli di pasar.
"Hampir setiap malam menyediakan lima hingga enam kilo keripik singkong yang dijual. Keripik ini sendiri dijual satu ons nya dihargai Rp5 ribu,"katanya sembari menunjukkan timbangannya.
Perantauan dari Jawa Tengah ini mengaku bahwa usaha yang dilakukan ini memang hanya ingin mencukupi kebutuhan hidup bersama dengan istrinya. Karena empat anaknya sudah menikah dan tinggal dengan keluarganya masing-masing.
Ia juga beralasan,hampir setiap malam harus berjualan dimulai dari pukul 18.00 WIB dan tidak jarang hingga larut malam karena dagangannya tidak habis. Namun apabila hujan turun harus merelakan kehilangan pendapatan sehingga dagangan yang sudah siap harus dijual esok hari.
"Saya bukan orang yang mudah putus asa sehingga selama masih bisa dilakukan kenapa tidak. Saya juga masih mampu berjualan, walaupun harus menggunakan jaket untuk menahan dingginya malam hari,"ungkap kakek yang memiliki sembilan cucu.
Ia saat ini juga merasa kaget dan senang, karena beberapa hari terakhir ini banyak sekali pembeli yang datang dan tidak jarang memintanya berfoto. Awalnya sempat bingung, dagangan yang biasanya hingga larut malam habis, kali ini jam 19.00 WIB habis. Setelah ditelusuri ternyata salah satu cucunya memberitahukan kalau sang kakek muncul di media sosial dan ramai menjadi perbincangan oleh warga. Bahkan mengetahui dirinya terkenal, justru membuatnya senang tidak jarang ada yang memberikan uang lebih.
"Saya sempat bingung kenapa akhir-akhir ini banyak yang minta foto. Saya hanya tertawa dan merasa senang saja," ujar kakek yang hobi main musik kerawitan (pengiring music wayang kulit). (sonny/jun)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar